MEDIAINI.COM – Bicara soal bisnis hospitality yang subur, Bali adalah tempatnya. Bahkan di tengah pandemi COVID-19, bisnis hospitality seperti spa masih berjalan di Pulau Dewata. Beberapa yang berdampak juga sudah mulai merangkak naik.
Berbicara soal spa, sebenarnya lini bisnis ini juga memiliki kendala di tengah perkembangannya. Jumlah terapis yang ada tidak dibarengi dengan perkembangan spa. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Pembina Asosiasi Spa di Bali (BSWA) Lulu Susiana Widjaja bahwa pertumbuhan layanan spa baru di Bali mencapai 45 persen tiap tahunnya. Sayangnya, mereka kebanyakan mempekerjakan lulusan terapis baru karena terapis yang berpengalaman lebih memilih bekerja di luar negeri.
Persyaratan Untuk Mendirikan Usaha Spa
Bagaimanapun juga, spa bisa menjadi ide usaha yang menjanjikan. Hal ini karena angka wisatawan di Bali mulai naik kembali. Sedangkan banyak wisatawan yang datang baik dari dalam maupun luar negeri yang ingin menikmati keindahan Pulau Bali dengan memanjakan diri. Spa pun menjadi salah satu yang ingin dirasakan oleh wisatawan.
Memulai bisnis spa harus memiliki persiapan khsusus. Ada beberapa persyaratan pendirian usaha yang harus dipenuhi. Persyaratan tersebut antara lain memiliki izin pariwisata dan izin lokal, izin mendirikan bangunan beserta fungsinya yang tepat, membayar biaya registrasi perusahaan, sertifikat keahlian, dan ruang yang cukup untuk peralatan, kelas, serta pemberian layanan.
Dengan menjamurnya usaha ini, pemilik usaha harus menyiapkan strategi pemasaran. Strategi yang jitu akan menjadi senjata untuk bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Ada baiknya pemilik usaha melakukan promosi gencar di media sosial, menjaring testimoni yang positif, serta bekerja sama dengan platform perjalanan dan penyedia informasi booking spa.
Baca juga: Deretan Spa Unik di Bali, Dijamin Sensasinya Beda!
Kisah Sukes Pengusaha Spa Di Bali
I Putu Ngurah Sudarma
I Putu Ngurah Sudarma berpengalaman bekerja di spa, Sudarma pun memberanikan diri membuka usaha ini bersama istrinya. Dia menyewa lahan kosong di tempat buang sampah selama 10 tahun. Tahun pertama tentunya bisnis belum begitu terlihat. Namun, kegigihan menjadi modal utamanya.
Pada bulan pertama Sudarma mendapatkan omzet Rp 900 ribu. Lalu bulan kedua naik jadi Rp 5,2 juta. Di tengah kendala yang dihadapi Sudarma terus gigih hingga mendapatkan omzet Rp 15 juta pada bulan ketiga. Dia pun semakin berani mengembangkan bisnis dengan membangun outlet baru. Memang tidak ada yang sia-sia dari kegigihan dan ketekunan. Kini, dalam satu tahun dia mampu meraup omzet hingga Rp 2,6 miliar.
Gusti Ketut Jayeng Saputra – Jaens Spa
Gusti Ketut Jayeng Saputra memiliki usaha spa yang diberi nama Jaens Spa. Awal dia merintis usaha, menyewa sebuah tempat berbiaya Rp 45 juta per tahun, dibayar dengan sistem cicilan tiap bulan. Usahanya ini dirintis dari bawah. Di awal usahanya, Jayeng hanya mempekerjakan empat orang karyawan yang juga termasuk dirinya dan istri.
Bulan pertama, Jaens Spa mengantongi pendapatan Rp 9 juta. Jayeng pun semakin gencar melakukan promosi, baik secara offline maupun online. Jaens Spa pun kian merangkak, dari yang awalnya omzetnya Rp 900 ribu setiap hari menjadi Rp 3-4 juta.
Karena kegigihannya, Jayeng bisa membuka cabang kedua pada 2015. Saat ini, dia telah berhasil mempekerjakan 55 orang karyawan, 1 manajer, dan 2 pengawas. Usaha terus berkembang dengan kenaikan omzet.
Pada tahun pertama berhasil membukukan omzet Rp 300 juta. Tahun kedua omzetnya tumbuh menjadi Rp 700 juta. Omzet tahun ketiga naik dua kali lipa menjadi Rp 1,4 miliar, tahun keempat Rp 2,7 miliar, tahun kelima Rp 2,8 miliar. Lalu pada 2016, Jaens Spa sudah mencatatkan pendapatan Rp 3 miliar.
I Wayan Sukhana – Bali Tangi
Pelaku usaha selanjutnya adalah I Wayan Sukhana. Berbekal pengalaman kerja di bidang farmasi, Sukhana membuat produk lulur khas Bali (boreh) dengan label Bali Tangi. Pada tahun 2004, produk Bali Tangi mulai masuk ke pasar ekspor. Produk ini pun semakin berkembang menjadi sabun, scrub, body milk, hingga shower gel.
Tidak berhenti di sana, pada 2007 Bali Tangi turut meramaikan usaha bisnis spa. Salon spanya ini memanfaatkan teknik massage Bali kuno sebagai akar pengembangan teknik tradisional Jepun Tantra Massage. Teknik ini mengombinasikan pijat titik cakra dan pelemasan yoga dengan menggunakan produk dari Bali Tangi. (Tri Puspitasari)
Sumber Foto Ilustrasi: Pixabay
Discussion about this post