MEDIAINI.COM – Saat ini, masker bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok. Ketika bepergian bahkan bertemu orang, masker selayaknya pakaian yang wajib dikenakan. Saking pentingnya, alat pelindung ini memiliki perjalananya sendiri. Awalnya yang paling dibutuhkan adalah masker medis. Karena faktor langka, banyak pengguna yang beralih ke masker kain hingga scuba. Namun, menurut organisasi kesehatan dunia WHO, masker yang paling aman adalah yang memiliki perlindungan hingga tiga lapis.
Perjalanan Fungsi Masker, Sebagai Pelindung & Fashion Item
Tidak hanya dijadikan pelindung, masker juga memiliki fungsi fashion. Ada beragam jenis masker wajah ditawarkan pelaku usaha untuk membuat penampilan Anda semakin menarik. Ada di antaranya masker lukis, masker renda, dan yang belum lama ini ada adalah masker transparan.
Masker transparan ini dikeluarkan oleh Nexvoo Inc yang berasal dari Amerika Serikat dan diberi nama Breeze. Fungsi utamanya tetap untuk melindungi pemakainya dari virus, bakteri, debu, dan partikel lain. Namun inovasi masker transparan ini memiliki lapisan pelindung bening yang dilengkapi dengan sistem pembersihan cerdas menggunakan sinar UV-C. Terdapat segel berbahan silikon medical-grade, sehingga dapat mencegah udara masuk.
Tidak berhenti di sana saja. Pada sisi kanan dan kiri terdapat dua kipas mikro ultra silent yang berfungsi meningkatkan jumlah oksigen yang masuk dan mengeluarkan karbondioksida. Namun, harga yang dibanderol tidaklah murah. Satu masker transparan ini harganya Rp 1,1 juta.
Baca juga: 5 Brand Masker Transparan yang Harganya Selangit
Cerita Pengusaha yang Berinovasi Membuat Masker Transparan
Agus Sutanto dan Heti – Semarang
Masker digunakan oleh semua lapisan masyarakat. Penyandang disabilitas pun membutuhkannya. Namun, tentu menjadi kendala bagi tunarungu memahami bahasa yang disampaikan jika lawan bicaranya menggunakan masker yang menutupi gerak bibir. Maka muncullah pasangan suami istri Agus Sutanto dan Heti dari Semarang, yang memproduksi masker transparan khusus untuk penyandang disabilitas tunarungu.
Agus dan Heti sendiri merupakan penyandang disabilitas sensorik. Agus belajar menjahit sejak sekolah di SLB. Saat ini, masker yang transparan pada bagian mulut ini sudah diproduksi di rumah Yuktiasih Proborini, eksekutif direktur Sejiwa Foundation. Selanjutnya, usaha ini pun diinisiasi bersama dengan Sejiwa Foundation.
Maskurun Yuyun – Kediri
Cerita lain tentang pelaku usaha disabilitas yang memproduksi masker transparan adalah Maskurun Yuyun. Di kota asalnya Kediri, Yuyun memproduksi masker transparan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi sesama penyandang disabilitas. Yuyun dan tim juga memproduksi masker yang digunakan untuk masyarakat umum.
Dalam usahanya ini, Yuyun bisa dikatakan sudah mendulang kesuksesan. Tidak tanggung-tanggung, dia sudah mencapai pesanan lebih dari 2.000 masker. Konsumennya tersebar di seluruh Indonesia. Masker transparan Yuyun dibanderol antara Rp 7-15 ribu/pcs.
Yuyun bukan tipe pengusaha yang cepat puas. Sukses dengan usaha masker, dia pun merambah bidang lain yakni membuka kursus menjahit. Muridnya pun beragam, ada yang merupakan penyandang disabilitas ada juga yang berasal dari masyarakat umum.
Eka Sari Utami – Wonogiri
Pelaku usaha ketiga berasal dari Wonogiri, Eka Sari Utami. Eka juga merupakan disabilitas tunarungu yang memproduksi masker transparan. Dia menjadi produsen masker transparan satu-satunya di Wonogiri. Dalam sehari dia bisa membuat 10 potong masker.
Eka mendapatkan modal dari dana donasi berbagai komunitas. Masker buatannya dibagikan gratis khusus penyandang difabel tuli di Wonogiri. Namun, masyarakat umum juga bisa membelinya dengan harga 15 ribu. Hasil penjualan itu setengahnya didonasikan untuk penyandang disabilitas tunarungu. (Tri Puspitasari)
Discussion about this post