MEDIAINI.COM – Siapa yang memfavoritkan mentai rice? Yup, makanan ini masih menjadi makanan favorit banyak orang. Di sana-sini banyak gerai makanan yang menjadikan mentai rice sebagai salah satu menu andalan mereka. Tidak hanya itu, pelaku usahanya pun bertebaran di media sosial dalam menjajakan kuliner ala Negeri Sakura ini.
Makanan yang berasal dari Jepang ini memang begitu mudah diterima oleh lidah orang Indonesia. Namun, tetap saja mentai di Indonesia memiliki perbedaan dengan tempat asalnya. Saus mentai di Jepang tidak dibubuhi banyak bumbu dan hanya memanfaatkan mayonnaise saja. Sedangkan saus mentai di Indonesia dimodifikasi dengan beragam bumbu. Bahkan, menggunakan bahan utama tobiko, tidak seperti Jepang yang menggunakan mentaiko alias telur ikan kod.
Kebutuhan Modal untuk Memulai Bisnis Mentai Rice
Saking hit-nya makanan ini, banyak orang yang berminat untuk menjadikannya sebagai ide usaha. Ada pun salah satu menu yang banyak dicari adalah salmon mentai. Makanan ini berbahan dasar nasi dan juga ikan salmon.
Untuk memulai usaha salmon mentai tidaklah sulit. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Untuk memproduksi 4 porsi salmon mentai, Anda hanya membutuhkan modal Rp 100 ribu. Dengan modal tersebut, sudah bisa mendapatkan 500 gram nasi putih, 7 sdm kecap manis, 200 gram salmon fillet, 4 pcs crabstick, 15 sdm mayonaise, 1 bungkus nori, dan 100 gram keju mozarella.
Satu porsi salmon mentai umumnya dihargai Rp 45 ribu. Artinya dengan menjual 4 porsi salmon mentai akan mendapatkan omset Rp 180 ribu. Keuntungan yang didapatkan pun bisa lebih dari 50 persen.
Baca juga: Pengin Beli Mentai Rice Super-enak? Cek Akun Instagram Ini!
Sukses Berbisnis Karena Mentai Rice
Fitria Anindita Putri
Sudah banyak pelaku sukses di bidang saus mentai. Fitria Anindita Putri dengan mentai shirataki-nya bisa jadi inspirasi. Ketika memulai usaha, Anin-sapaannya- mengeluarkan modal sebesar Rp 500 ribu.
Awalnya usahanya ini memang belum begitu ramai. Namun, sejak dia bermitra dengan Go-Food pada 2018, bisnis ini mulai berkembang. Dalam sehari, Anin bisa memproduksi 500 loyang. Ada pun setiap loyang dibanderol seharga Rp 47-85 ribu.
Sekarang usahanya sudah tidak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dia bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk 4 orang. Lalu pada 2019 Anin mendapatkan penghargaan sebagai Partner Go-Food Inovasi Terbaik.
Natasha Mutiara Sari
Pelaku usaha yang sudah sukses selanjutnya adalah Natasha Mutiara Sari dari Palembang. Nasi Mentai ala Jepang yang dia gawangi ini diberi nama Sosurice.
Niat awal Tasya memulai usaha ini adalah menghilangkan paradigma bahwa makanan Jepang itu mahal. Maka, tidak heran jika dia hanya membanderol menunya sebesar Rp 23 ribu/porsi. Harga yang bersahabat, rasa yang bisa memanjakan lidah, membuat Sosurice mudah diterima di masyarakat.
Sosurice sudah memiliki 3 cabang baik di Palembang maupun di luar Palembang. Keuntungan yang didapatkan pun tidak main-main. Dalam 6 bulan terakhir, omzet yang bisa didapatkan dalam setiap bulannya mencapai Rp 350 juta. Maka, Tasya berniat untuk membuka program kemitraan agar usaha ini semakin berkembang lagi.
Silva Lestari
Pelaku usaha ketiga yang sukses adalah Silva Lestari dari Bekasi. Silvia memulai usaha ini bersama sang pacar dengan modal Rp 500-700 ribu. Keduanya terjun langsung dari mulai produksi hingga penjualan.
Mentai produk dari Silva ini dibanderol mulai Rp 20-45 ribu/porsi. Dalam sehari, mentai buatannya bisa laku 10 hingga 15 porsi. Silva bisa menghasilkan omzet Rp 5-6 juta setiap bulannya. Namun, setelah pandemi, tidak dimungkiri jika penghasilannya menurun. Rata-rata hanya 3 pesanan saja setiap harinya. Dalam satu minggu omzetnya turun jadi Rp 900 ribu. (Tri Puspitasari)
Sumber Foto Ilustrasi: Pexels
Discussion about this post