MEDIAINI.COM – Clubhouse tengah ramai dibicarakan. Sebuah media sosial berbasis audio-chat yang sifatnya eksklusif ini hanya bisa diakses dengan undangan. Berawal dari CEO Tesla Elon Musk yang menggunakannya untuk menyapa penggemar, akhirnya dunia pun memperbincangkannya. Akhirnya, banyak tokoh dan seleb Indonesia yang mengikuti jejak Musk.
Invitation atau undangan untuk bisa bergabung ke aplikasi ini membuat beberapa oknum memanfaatkannya demi keuntungan pribadi. Alih-alih menggunakannya sendiri, mereka malah menjualnya di e-commerce. Ada seller di Tokopedia menawarkan invitation Clubhouse dengan harga mulai dari Rp 150 ribu.
Namun, Ekhel Liu selaku PR Lead Tokopedia mengatakan, jika pihak Tokopedia akan menindak tegas segala bentuk penyalahgunaan platform atau pelanggaran hukum yang berlaku. Terbukti, e-commerce tersebut telah melakukan tindakan kepada seller sesuai dengan prosedur dengan menurunkan produk tersebut.
Undangan Clubhouse Dijual Online dengan Harga Ratusan Ribu
Jika Tokopedia telah menindak tegas seller, menurut pantauan Mediaini.com, masih ada beberapa seller yang menjual undangan tersebut di platform jual beli online lain yakni Shopee. Terpantau ada tiga seller yang menawarkan undangan Clubhouse hingga berita ini ditulis.
Yang pertama akun Peridot.id yang menjual seharga Rp 110 ribu, akun tersebut menulis memiliki stok 2. Kedua adalah akun Fauziifaizal yang memiliki stok 7. Invitation Clubhouse dijual dengan harga Rp 123 ribu. Terakhir adalah akun Alicelcs yang menjual dengan harga Rp 99 ribu.
Keamanan pengguna Clubhouse dianggap belum aman karena menggunakan sistem enkripsi yang masih belum kuat. Pasalnya, perusahaan Tiongkok, Agora Inc dilaporkan telah mentransmisi nomor ID unik pengguna dan nomor ID chatroom di aplikasi tersebut. Hal itu diungkap oleh Stanford Internet Observatory (SIO), Amerika Serikat.
Baca juga: Selain Clubhouse, Aplikasi Berbasis Audio Ini Bisa Dipilih
Nomor ID unik pengguna dan nomor ID chat room ditransmisikan dalam bentuk plain text yang memungkinkan Agora Inc punya akses ke file mentah audio Clubhouse. Dalam artian, perusahaan tersebut dapat melihat siapa yang berbicara dalam ruang obrolan. Peneliti Stanford telah menyimpulkan jika audio yang dikirim melalui aplikasi tersebut disimpan di Amerika Serikat. (Gusti Bintang K.)
Discussion about this post