MEDIAINI.COM – Senada dengan bisnis mukena, bisnis sajadah pun bisa jadi salah satu peluang bisnis yang terus meraup keuntungan. Sebab, kebutuhan muslim untuk menggunakan sajadah terus hadir. Apalagi ternyata inovasi pada sajadah pun terus ada. Berdasarkan penelusuran Mediaini, ada banyak tren dan cara unik memasarkan sajadah. Ingin tahu lebih banyak mengenai seluk beluk inovasi sajadah, yuk, simak!
Keunggulan Peluang Usaha
Ada berbagai keunggulan pada bisnis sajadah sehingga masih dilirik dan menjadi pilihan para pelaku bisnis. Pertama, sajadah merupakan alat ibadah yang pokok bagi umat islam selain sarung dan mukena. Meski tidak diwajibkan, namun sebagai adab dalam beribadah, sajadah jadi hal yang penting. Kedua, sajadah sering dijadikan oleh-oleh sepulang melaksanakan ibadah di tanah suci makkah atau parcel lebaran yang lengkap dengan tasbih. Ketiga, dengan mayoritas penduduk indonesia yang beragama islam maka perlengkapan ibadahnya pun sering dicari dan mudah dipasarkan. Keempat, untuk menjalankan bisnis sajadah, tak perlu mengeluarkan modal terlalu banyak. Terlebih jika bisa datang ke pabriknya secara langsung maka harga yang didapatkan bisa lebih murah. Kelima, jika ingin memproduksi sajadah dengan brand sendiri maka dengan mudah memilih bahan berkualitas dan nyaman digunakan. Selain itu, membuat inovasi baru dan pembeda juga dapat membuat sajadah diminati.
Baca juga: 8 Rekomendasi Sajadah Premium, Dijamin Nyaman Dipakai
Buktikan Bisnis Sajadah Laku Keras
Pelaku bisnis yang inovatif memang menarik cuan dari kreativitas yang diusungnya. Tiga pelaku bisnis ini membuktikan jika memiliki produk sajadah yang berbeda ternyata mampu membuat banyak pelanggan berdatangan. Mulai dari inovasi bahan, branding hingga cara memasarkan dilirik oleh para pelaku usaha.
1. Tawarkan Sajadah Premium
Renato Akbar, pemilik bisnis sajadah premium ini rela meninggalkan pekerjaannya di perusahaan minyak. Dengan modal Rp10 juta, ia memproduksi 70 potong sajadah dengan dua warna dan satu ukuran yang kemudian dipasarkan secara online. Ia memproduksi sajadah polos premium eksklusif dan elegan dengan nama brand Universa Sajadah.
Selain aktif memasarkan lewat online, Akbar juga kerap mengikuti pameran dan pengajian supaya lebih laris. Jatuh bangun bisnisnya bisa membawa Universa Sajadah milik Akbar masuk pasar Rusia, Jerman, Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Menjadi industri rumahan, Universa Sajadah per bulan mampu memproduksi 2.000 hingga 3.000 sajadah, dan meningkat 1.500 hingga 2.000 penjualannya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri. Omzetnya bisa mencapai Rp3 miliar per tahunnya karena tiap tahun meningkat 70% sampai 100%.
2. Ciptakan Kemudahan dengan Sajadah Traveling
Umar Sa’ad, pemilik jeansmoslem ini mengawali bisnisnya sejak 2013 dengan modal Rp12 juta. Pernah gagal, namun ia berhasil bangkit, ia memotong produk gagalnya menjadi sajadah kecil yang bisa dibawa travelling dan laku. Dijual senilai Rp250 per potong, Umar mampu memproduksi 50 potong sajadah per minggu dan selalu meningkat menjelang hari lebaran, ia mengantongi profit sampai 40%.
Selain Umar, Angga Bagus Prasetyo juga membuat sajadah jeans dengan gambar masjid pada desain produknya yang diberi merek netepan. Sajadah berukuran mini yakni 30cm x 60cm ini didesain dengan motif masjid yang jadi ikonik per daerahnya, untuk surabaya maka desainnya masjid ikonik di Surabaya. Ia menjual sajadah denim miliknya seharga Rp120 per potong.
3. Tarik Minat dengan Model Denim
Anggia Pino dan Paramukti adalah sepasang suami istri yang menciptakan sajadah lipat pocketable pada 2018 dengan modal Rp12 juta. Dari sebuah riset, mereka akhirnya memutuskan untuk berdagang sajadah yang praktis dibawa kemana-mana, water resistant, dan odorless yang mudah dibersihkan. Anggia dan suami memberi merek sajadah travel ini dengan nama Gumun, yang artinya terpukau dalam bahasa Jawa.
Setelah 2 tahun berjalan, Gumun telah merambah ke pasar negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, Brunei Darussalam, Dubai, Kuwait, Australia Selatan dan Swedia. Justru di tengah pandemi covid-19 ini, bisnisnya naik hingga 500% dan omzetnya lebih dari Rp2,5 m setahun. (Gusti Bintang K.)
Discussion about this post