MEDIAINI.COM – Masyarakat akhir-akhir ini mencari masker yang dapat melindungi diri dari virus korona. Virus tersebut dapat menular lewat percikan air liur yang terhirup orang lain. Banyaknya pilihan masker yang dijual di pasaran terkadang bikin konsumen yang awam bingung. Apa bedanya?
Saat ini setidaknya ada tiga jenis masker yang dikenakan yaitu masker kain, masker bedah, dan masker N95. Apa sih masker N95? Orang awam biasanya hanya tahu jika masker N95 merupakan masker teraman untuk melindungi diri. Namun faktanya banyak yang terlewat.
Meskipun lebih ketat dan pas menutupi hidung serta mulut, namun masker N95 tidak disarankan untuk digunakan sehari-hari. Desainnya membuat orang sulit bernapas dan gerah jika digunakan dalam waktu yang panjang. Masker N95 disarankan untuk digunakan oleh petugas medis yang menangani pasien COVID-19.
Bukan Merek, N95 Salah Satu Jenis Respirator
Masker N95 termasuk salah satu jenis respirator, bukan merek. Respirator sendiri berfungsi untuk menyaring aerosol virus lebih baik daripada masker biasa. Tingginya permintaan membuat masker ini berisiko langka. Maka, tidak direkomendasikan untuk umum. Masyarakat cukup kenakan masker bedah atau masker kain biasa.
Baca juga: 7 Rekomendasi Masker Medis Terbaik dan Efektif Tangkal Virus
N95 Tidak Direkomendasikan untuk Umum, Ini Kata Pakar Medis
Menurut Mark Cameron, peneliti penyakit menular di Case Western Reserve University Medical School, Cleveland, AS mengatakan jika N95 tidak nyaman dikenakan dan membuat pemakainya sulit bernapas.
Sementara John O’Horo, spesialis penyakit menular di Mayo Clinic, Minnesota, AS juga mengatakan kalau mengenakan masker bedah sudah cukup melindungi diri, selama ada ventilasi yang baik. Terpenting, tetap menghindari kerumunan.
N95 hanya memberi perlindungan satu arah. Mengenakan masker N95 ini dapat melindungi diri pemakainya, namun tidak melindungi orang sekitarnya. Chris Beyrer, professor epidemiologi di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Maryland, AS menunjukkan studi bahwa orang yang terpapar virus saat memakai masker cenderung mengalami kasus penyakit lebih ringan atau tanpa gejala.
Dr. Marybeth Sexton, asisten professor kedokteran di divisi penyakit menular Emory University, Atlanta turut mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan masker yang beredar.
Masker KN95, Pengganti Masker N95
KN95 masuk dalam kategori Filtering Facepiece Respirator (FFR) sekali pakai. Bentuknya sedikit bulat, berwarna putih, dan tebal. Masker ini mampu menyaring material kecil hingga 2,5 mikron. Masker yang awalnya digunakan di daerah yang memiliki kualitas udara buruk ini, sejak pandemi menjadi sering dikenakan. Memiliki fungsi yang mirip dengan N95, masker asal Tiongkook ini telah diresmikan oleh Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat sejak 3 April 2020 lalu. (Gusti Bintang K.)
Discussion about this post