MEDIAINI.COM – Tidak semua lini bisnis mengalami kemunduran di kala pandemi. Ada beberapa yang justru tumbuh pesat di era adaptasi kebiasaan baru. Hal ini terjadi pada barang-barang yang menjadi kebutuhan dalam menghalau virus COVID-19. Satu contohnya adalah sarung tangan berbahan karet.
Banyak produsen sarung tangan yang mengalami kenaikan harga saham. Begitulah yang dialami oleh Top Glove Corp dan Supermax Corp. Menguatnya saham produsen sarung tangan karet Malaysia ini merupakan pengaruh dari permintaan produk yang melonjak dramatis.
Seperti yang kita tahu, sarung tangan karet menjadi salah satu alat pelindung diri (APD) dalam dunia kesehatan, bekerja di tempat publik, maupun kehidupan sehari-hari. Hal sama juga terjadi dengan produsen sarung tangan karet Indonesia, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK).
Pada kuartal I tahun 2020, MARK berhasil membukukan pendapatan Rp 96,81miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan 9,94% bila dibandingkan kuartal I tahun sebelumnya. Laba kotor pun meningkat 6,98% menjadi Rp 40,83 miliar.
Baca juga: 5 Sarung Tangan Medis Terbaik dan Tips Pilah Pilihnya
Cerita Sukses Pebisnis Sarung Tangan
Kondisi pandemi mencetak miliarder-miliarder baru di Malaysia. Negara tetangga satu ini dikenal sebagai pemasok sarung tangan karet untuk dunia. Mereka menyumbang 65 persen dari total kebutuhan. Dua perusahaan besarnya antara lain Supermax Corp dan Top Gloves.
Thai Kim Sim adalah nama di balik jayanya Supermax Corp. Dia berhasil mengumpulkan kekayaan bersih USD 1 miliar. Ini tidak lepas dari meningkatnya harga sahamnya sebesar 394 persen.
Di posisi kedua ada Top Gloves. Sosok di balik perusahaan ini adalah Lim Wee Chai. Perusahaan ini mengalami kenaikan harga saham mencapai 223 persen. Kekayaannya pun mencapai USD 2,5 miliar.
Pada urutan ketiga ada Kuan Kam Hon dari Hartalega. Perusahaan ketiga ini berhasil mencetak kenaikan harga saham 113 persen sehingga menjadikannya memiliki kekayaan sebesar USD 4,8 miliar.
Yang keempat adalah Lim Kuang Sia. Perusahaannya, Kossan Rubber, mengalami kenaikan saham sebesar 97 persen. Angka ini menjadikannya sebagai miliarder baru dengan kekayaan USD 1,1 miliar. (Tri Puspitasari)
Discussion about this post