MEDIAINI.COM – Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesia adalah timbunan sampah plastik. Untuk itu, mulai digadang-gadang untuk pengurangan penggunaan plastik sekali pakai seperti tas belanja dan sedotan. Sebagai penggantinya, telah tersedia sedotan bambu di pasaran.
Sedotan plastik tergolong 10 jenis sampah yang paling mencemari laut menurut Earth Hour Indonesia. Sampah plastik berserakan di mana-mana karena hanya 5% saja yang bisa didaur ulang. Padahal, dalam sehari ada setidaknya 500 juta sedotan plastik yang dibuang. Untuk menguranginya, kita harus beralih ke sedotan bambu.
Pelaku Bisnis Sedotan Bambu yang Berhasil
Dari penelusuran Mediaini.com berikut adalah pengusaha sedotan bambu yang sukses:
Yumna Batubara
Melalui brand Bulung Bambu, Yumna sudah mulai menekuni bisnis ramah lingkungan ini sejak 2014. Usaha ini sudah mulai beroperasi sejak sedotan stainless steel masih booming. Dia memulai Bulung Bambu dengan modal Rp 10 juta.
Namun, tidak ada yang sia-sia dari perjuangannya. Dalam sebulan dia menjual sedotan bambu hingga 30 ribu buah. Sebagian besar diekspor ke London dan Australia. Omzet yang dihasilkan pun fantastis. Dia bisa meraup Rp 100-150 juta dalam kondisi ramai.
Fahmi Ali Mufti
Fahmi Ali Mufti memiliki bisnis dengan nama Sapu Jagat. Karenanya, produknya pun bisa terbang sampai pasar mancanegara. Pemuda asal Madiun ini dapat memproduksi sedotan bambu hingga 30 ribu buah. Negara yang biasanya memesan produknya adalah Australia, Korea, hingga Eropa.
Bahan baku tergolong mudah ditemukan di daerahnya. Batang bambu wuluh dipotong dengan ukuran 20-24 cm. Selanjutnya kulitnya dihaluskan untuk menghilangkan kotoran. Dari usaha ini Fahmi berhasil meraih keuntungan mencapai Rp 90 juta per bulan.
Diky Rifaldy
Diky Rifaldy memulai bisnis ini sebagai reseller. Lama-kelamaan, dia memberanikan dIri untuk memproduksi sedotan bambu sendiri. Modalnya hanya Rp 300 ribu waktu itu. Tidak disangka, dengan strategi pemasaran jItu Diky mampu meraup keuntungn Rp 4-6 juta/bulan.
Sejauh ini Diky baru memasarkan produknya secara online. Konsumen bisa memesannya melalui Instagram dan marketplace. Pasarnya mencakup Surabaya, Bali, dan Medan.
Cara Merawat Sedotan Bambu
Pada dasarnya sedotan bambu ini bisa dibuat sendiri. Pilih bambu sesuai ukuran diameter sedotan. Kurangi kadar air dalam bambu dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Setelah kering dan sudah dipotong sesuai ukuran, gosok dengan amplas. Cuci hingga bersih. Setelahnya, jemur kembali dan sedotan bambu pun sudah siap dipasarkan.
Karena bisa dipakai berulang, maka sedotan ini harus dirawat dan dibersihkan. Sebelum digunakan ada baiknya dicuci dulu. Sangat disarankan untuk tidak menggunakan sabun. Rendam saja di air mendidih selama 15 menit untuk membunuh kuman sebelum disimpan dalam pouch. Perawatan ini memungkinmkan sedotan bambu jadi lebih awet dan tetap bersih. (Tri Puspitasari)
Discussion about this post