MEDIAINI.COM – Satu tahun terakhir, olahan daging sapi tengah viral di kalangan pecinta kuliner. Sei sapi namanya. Makanan asal Kupang ini aslinya berbahan dasar daging babi. Namun, kini mulai banyak resto yang memodifikasinya dengan daging sapi.
Pada dasarnya sei adalah cara masyarakat NTT mengawetkan daging rusa. Seiring perkembangan zaman, daging rusa semakin susah dicari dan diganti dengan daging babi dan sapi. Setelah sei diinovasikan menggunakan daging sapi, produk ini bisa menyasar ke pasar lebih luas. Ternyata sei sapi mendapatkan sambutan baik dari lidah masyarakat tanah air. Tidak heran jika resto sei sapi pun mulai menjamur.
Raih Sukses Berkat Bisnis Sei Sapi
Jika cakap menangkap peluang, sebenarnya resto sei sapi ini menjadi peluang untuk mendatangkan cuan. Salah satu merek sei sapi yang terkenal adalah Kana yang digagas oleh Sandra Lesmana.
Usaha ini dibuka pada Agustus 2019 di Yogyakarta. Karena mendapat sambutan baik, kini sudah ada 60 outlet yang tersebar di seluruh nusantara dengan sistem kemitraan. Bermitra dengan Sei Sapi Kana tidaklah rugi karena biasanya mitra mendapatkan omzet sekitar Rp 300 juta/bulan.
Pelaku usaha lain yang mendulang sukses adalah Sei Sapi Beta. Brand yang mulai didirikan pada 2019 ini juga menawarkan kerja sama kemitraan. Jika berminat, hanya dengan modal Rp 20 juta, sudah bisa mendapatkan kemitraan merek selama 5 tahun, 100 porsi Sei Sapi Beta, peralatan dapur, dua topi, dan dua seragam.
Modal yang sudah dikeluarkan itu bisa kembali hanya dalam 3 bulan. Sebagai mitra, Anda bisa mendapatkan omzet per bulan Rp 37,5 juta. Keuntungan bersih yang bisa diperoleh sebesar Rp 7 juta per bulan.
Baca juga: 7 Rekomendasi Resto Sei Sapi yang Banjir Pesanan
Sebelum Memulai Bermitra, Perhatikan Ini
Memulai bisnis sei sapi secara kemitraan atau franchise memang patut dicoba. Namun, sebelum memulainya Anda harus memperhatikan empat hal ini:
1. Perhatikan Perhitungan Royalti dari Franchise
Sistim fee bisnis franchise tentu berbeda-beda. Untuk itu, sebelum teken kontrak ada baiknya Anda mempelajari dengan seksama dan cermat. Umumnya, untuk franchise jasa akan memiliki fee lebih besar yaitu 50 persen dari jumlah investasi.
2. Pelajari Laporan Keuangan Franchise
Sebagai pebisnis franchise, sebaiknya Anda memahami laporan keuangannya. Laporan ini akan sangat membantu dalam menilai kesehatan dan prospek usaha. Dari laporan keuangan ini pula Anda bisa mengidentifikasi risiko usaha.
3. Pahami Risiko Bisnisnya
Pada dasarnya setiap usaha memiliki risiko. Begitu pula dengan usaha yang dimulai dengan sistem franchise. Seiring berjalannya waktu akan bermunculan brand franchise baru yang mungkin lebih laris. Anda harus punya rencana cadangan agar tetap survive.
4. Buat Sistem Manajemen yang Mumpuni
Anda harus membuat sistem manajemen untuk usaha franchise ini. Pertimbangkan jumlah karyawan berdasarkan besaran modal yang dimiliki. Jam kerja karyawan dan sistem lainnya juga harus dibuat seefektif mungkin agar tidak merugi. (Tri Puspitasari).
Discussion about this post