MEDIAINI.COM – Belakangan ini ada istilah thrift store yang masuk ke dalam trending topic. Apa itu thrift store? Thrift sendiri merupakan barang bekas yang biasanya berupa barang import. Nah, kegiatannya berburu barang bekas ini disebut dengan thrifting, sedangkan pasarnya sendiri disebut thrift shop atau thrift store.
Memulai Bisnis Thrift Store
Meskipun tergolong bekas, barang thrift cenderung banyak diminati. Pasar ini adalah solusi bagi orang-orang yang ingin memiliki barang branded namun terbatas soal dana.
Pasar thrift makin ramai dari hari ke hari. Apalagi sekarang tren fesyen sudah kembali ke era 80 dan 90-an. Tidak heran bila bisnis thrift store makin menjanjikan untuk dicoba.
Ada banyak jenis barang yang bisa dilelang di thrift store. Anda bisa berburu barang branded bekas seperti pakaian, tas, sepatu, jam tangan, buku, produk rumah tangga, sampai perhiasan, lantas menjualnya kembali. Jika pandai dalam memilih, Anda bisa mendapatkan barang yang kualitasnya masih bagus dan layak dijual ke pasar thrift.
Bisnis ini juga tergolong ramah lingkungan, Dengan kecenderungan orang-orang membeli barang bekas, maka limbah barang bekas jadi termanfaatkan.
Cara Pembelian dan Penentuan Harga Jual Kembali
Ketika akan membuka thrift store, pertanyaan pertama yang akan muncul pasti soal harga. Barang bekas sebenarnya tak memiliki patokan harga. Jika Anda ingin berbisnis di jalur ini, ada baiknya membeli dalam satuan kodi atau karung. Anda cukup mengeluarkan uang Rp1 juta dan sudah mendapatkan satu karung barang thrift berupa produk fesyen. Dalam satu karung, pastinya ada puluhan baju yang bisa Anda pilah. Tentunya, tak semua baju layak jual kembali. Ada kalanya ada defect atau kerusakan yang sudah parah dan mengurangi harga jual.
Nah, pilah baju-baju yang layak jual kembali. Cuci bersih kemudian kemas dengan rapi. Untuk menentukan harga jual, Anda bisa menghitungnya dari harga per karung dengan jumlah baju yang siap dilelang kembali. Hitung pula biaya mencuci dan mengemasnya. Biasanya, harga baju di thrift store tak akan lebih dari Rp100 ribu per satuannya.
Jika dalam satu karung ada 50 baju yang bisa dijual, dan harga per baju adalah Rp50 ribu, maka Anda akan menghasilkan omzet sekitar Rp2,5 juta. Dengan demikian, dalam satu karung pakaian bekas saja Anda sudah untung bersih Rp1 juta. Bagaimana, tertarik mendalami bisnis ini?
Baca juga : Tinkerlust, Marketplace Jual Beli Barang Bekas yang Kuasai Industri
Pelaku Usaha
Menurut penelusuran Mediaini.com, salah satu pelaku usaha thrift store adalah Pepy. Bisnis ini dia mulai secara online hanya dengan bermodalkan uang Rp100 ribu. Kini, dia memiliki pengikut sejumlah 41ribuan di akun instagramnya. Dan omzet yang bisa diraup dalam sebulan bisa mencapai Rp18 juta.
Jika ingin meniru jejak Pepy, pertama yang harus Anda lakukan adalah menetapkan konsep. Anda harus memutuskan akan memilih tipe thrift store seperti apa. Apakah dijual online, offline, dan akan menjual barang apa saja.
Jika sudah menentukan, segeralah berburu stok barang jualan. Sebisa mungkin, pilihlah barang yang kualitasnya masih bagus dan layak. Kejelian Anda ini nanti akan menentukan cepat tidaknya barang jualan Anda laku.
Anda pun harus menyiapkan strategi pemasaran. Buatlah akun media sosial secara lengkap. Update lah barang jualan Anda dengan tampilan feed IG yang menarik sehingga orang akan tertarik untuk menelusuri beranda lebih jauh. Selain pemasaran melalui media sosial, buatlah lapak di e-commerce. Rajin-rajinlah membuat promosi dan aktif menjadi anggota flash sale, agar masyarakat lebih cepat mencium aroma toko Anda (Tri Puspitasari).
Baca juga : Berburu Thrift Store Online yang Tawarkan Barang Berkualitas
Discussion about this post