MEDIAINI.COM – Musim penghujan seperti sekarang ini membawa pundi-pundi uang tersendiri bagi para pelaku bisnis. Ada banyak bisnis yang bisa dikembangkan dengan baik di musim hujan, salah satunya adalah budidaya jamur tiram. Dimana jamur, memang selalu tumbuh subur di habitat yang lembab dan basah.
Budidaya jamur tiram makin bersinar terang. Belakangan, jamur menjadi bahan pangan favorit banyak orang. Hal ini lantaran jamur sangat fleksibel untuk diolah ke dalam berbagai macam sajian. Mulai diolah menjadi kudapan seperti jamur crispy, dimasak dalam tumisan, dijadikan campuran sup, dan lain sebagainya.
Bisnis dengan Prospek Cerah
Pemasaran jamur tiram sangat luas. Pebisnis bisa menjual langsung ke pembeli atau toko penyuplai sayuran. Jamur tiram juga bisa didrop ke usaha kuliner, seperti restoran dan katering. Iklim yang tengah mendukung, pasar yang luas, ditambah permintaan masyarakat yang tinggi, membuat lini bisnis ini makin cerah di musim penghujan.
Tak sulit dalam memulai bisnis ini, baik dari modal maupun proses budidayanya sendiri. Budidaya bisa dilakukan dimana saja, bahkan di lahan yang sempit. Masa tunggu panennya juga relatif cepat.
Sedangkan untuk modal, pelaku bisnis bisa memulainya dengan modal yang terbilang minimal. Hanya dengan mengalokasikan modal tidak sampai Rp10 juta saja, pebisnis sudah bisa memulai budidaya jamur.
Baca juga : Wisata Oemah Djamur Pasuruan, Petik Jamur hingga Cicipi Citarasa Jamur Organik
Kisah Sukses
Pandemi membuat beberapa bisnis tersendat lajunya, bahkan ada yang berhenti total. Tapi tak begitu ceritanya dengan lini bisnis budidaya jamur tiram. Selama pandemi berlangsung, permintaan jamur tiram justru mengalami kenaikan. Modal pun jadi terus berputar dan usaha semakin berkembang. Hal ini yang dialami oleh I Made Putra Wijaya, petani jamur tiram asal Banjar Puluk-puluk, Desa Tengkudak, Penebel, Tabanan.
Menurut pengamatan Mediaini.com, I Made Putra sangat getol dalam melakukan pemasaran, baik via online maupun offline. Pemasaran ini ia tingkatkan lagi di musim penghujan, dimana panen raya di depan mata.
Ada pun alasan Putra Wijaya memilih budidaya jamur adalah karena lini bisnis ini tidak terlalu ribet dalam hal perawatan. Dengan mengembangbiakkan 500 baglog saja, dia bisa memanen 5 hingga 15 kilogram.
Baca juga : 7 Strategi Promosi Jitu Budidaya Jamur Tiram agar Bisnis Makin Sukses
Memulai Bisnis Jamur Tiram
Sebelum memulai usaha jamur tiram, ada beberapa hal yang harus dipersipakan. Menurut kurasi Mediaini.com, di bawah ini adalah langkah-langkah jitunya :
1. Memahami Metode Perawatan Jamur Tiram
Meski cara budidaya jamur tiram terbilang cukup mudah, tetap saja pebisnis harus belajar dengan rinci seluk beluknya agar tak salah langkah. Carilah referensi sebanyak mungkin dari buku, internet, atau petani jamur tiram yang sudah sukses. Galilah tips agar dalam penanaman pertama tidak terjadi gagal panen. Gali juga potensi pemasaran yang paling jitu.
2. Menyiapkan Kumbung
Kumbung merupakan habitatnya jamur, digunakan sebagai tempat baglog. Kumbung dibuat menjadi beberapa rak ke atas untuk meletakkan baglog. Yang harus diperhatikan adalah bahwa bangunan kumbung bisa mempertahankan suhu dan kelembaban.
3. Menyiapkan Baglog
Setelah kumbung jadi, maka langkah selanjutnya adalah menyiapkan baglog. Baglog merupakan media tanam jamur yang terbuat dari serbuk gergaji. Jangan lupa melubangi salah satu ujung plastiknya agar jamur tiram bisa tumbuh keluar.
4. Penghitungan Modal
Dalam memulai bisnis jamur tiram, dibutuhkan dua modal utama, yaitu modal untuk budidaya jamur dan modal untuk operasional. Anggarkan saja Rp3,5 juta untuk pembelian baglog 5 kali panen. Sedangkan untuk kumbung, buatlah dengan bahan yang ada di rumah sehingga tidak perlu keluar modal.
Kebutuhan selanjutnya adalah biaya operasional. Anggarkan Rp1 juta untuk biaya peralatan, air, dan listrik. Selanjutnya anggarkan juga Rp500 ribu untuk biaya tambahan tak terduga. Setelah ditotal semuanya, modal yang dibutuhkan sekitar Rp5 juta.
Adapun 1 baglog bisa menghasilkan sekitar 0,7kg jamur tiram. Jika terdapat 900 baglog maka pelaku bisnis akan panen sekitar 630kg jamur tiram. Untuk 1kg jamur tiram sendiri dihargai sekitar Rp20 ribu. Perkiraan omzet yang didapatkan adalah Rp20 ribu x 630 = Rp 12,6 juta.
Menarik bukan? Nah, jika tertarik, maka segeralah memanfaatkan musim penghujan untuk menghasilkan jamur tiram sebanyak-banyaknya! (Tri Puspitasari)
Baca juga : 5 Inspirasi Bisnis Produk Olahan Jamur Tiram yang Datangkan Cuan
Discussion about this post