MEDIAINI.COM – Wisata alam menjadi tujuan refreshing banyak orang di masa pandemi. Hal ini lantaran di wisata alam, potensi kerumunan manusia tak begitu besar.
Wisata alam sendiri tidak melulu harus berupa pantai. Sekarang di beberapa daerah dataran tinggi, mulai berkembang tempat wisata bentuk baru yaitu camping ground.
Bisnis camping ground ini disambut antusias masyarakat yang cukup besar. Pasalnya dengan camping ground, memungkinkan keluarga bisa berkemah secara ekslusif, aman dan nyaman. Kini tak hanya pecinta alam saja yang bisa merasakan sensasi tidur di tengah alam, namun juga keluarga yang lengkap dengan anak-anaknya.
Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, yang kaya akan alam pegunungan, seakan mendukung laju bisnis ini. Salah satunya adalah di Kecamatan Lembang. Daerah dengan iklim dingin ini sangat dekat dengan alam, sehingga sangat memungkinkan membuka objek wisata camping ground di sana.
Tips Memulai Bisnis
Modal dalam membuka bisnis camping ground ini tidak hanya berupa lokasi saja. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis.
1. Riset Wilayah
Jika Anda sudah memiliki sebidang tanah yang berhadapan dengan alam, maka Anda tinggal melakukan riset wilayah. Amati dan perkirakan, kira-kira apa saja yang bisa dikembangkan dari sebidang tanah yang Anda Miliki tersebut. Jika ingin membuka camping ground, perhatikan wilayah di sekitarnya. Sudah adakah camping ground yang berdiri, bagaimana akses mobil dan motor menuju ke tanah Anda, dan lain sebagainya.
2. Beri Ciri Khas
Bisnis camping ground sudah banyak bermunculan di sana-sini. Jadi Anda harus punya ciri khas yang menjadikan usaha Anda berbeda dari tempat lain. Ciri khas camping ground ini lah yang membuat wisatawan akan tertarik. Semisal lokasi yang dekat dengan sungai atau danau, kontur tanah yang berundak sehingga membuat tenda satu dengan yang lain seakan memiliki wilayah personal sendiri-sendiri, dan masih banyak lagi,
3. Tentukan Target Market
Dalam membuka usaha pasti tidak jauh dari penentuan target market. Dengan menentukan target market, Anda akan lebih mudah dalam mengembangkan usaha itu sendiri, juga akan lebih mudah untuk menentukan harga. Ada pun target market ini tidak hanya jenis umur, tetapi juga dari kemampuan ekonomi.
4. Buat Konsep Wilayah
Dengan menentukan target market, Anda juga akan lebih mudah dalam mengonsep objek wisata. Sebagai contoh target market Anda adalah kalangan remaja yang suka nonton film. Tidak ada salahnya membuka bioskop alam dengan tempat duduk yang diatur dari tenda-tenda.
5. Rekrut Tim yang Solid
Tim yang solid merupakan nyawa dari sebuah bisnis. Rekrutlah orang yang tidak hanya mampu bekerja dan punya skill, tetapi juga loyal. Ada baiknya juga memanfaatkan sumber daya manusia dari warga lokal agar lebih berdaya. Sehingga Anda ikut membantu menggerakkan roda perekonomian daerah.
6. Viralkan Melalui Media Sosial
Dewasa ini banyak tempat wisata atau tempat makan yang mendadak ramai setelah viral di media sosial. Terbukti memang, bahwa media sosial seperti Instagram dan Tiktok menjadi jalur pemasaran jitu dari sebuah tempat bisnis. Jika ingin segera viral dan terkenal, cobalah bekerjasama dengan selebgram atau influencer.
Baca juga : Tren Wisata Instagramable Menjamur di Lembang, Menghasilkan Omzet Fantastis
Kisah Sukses Bisnis Camping Ground
Menurut penelusuran Mediaini.com, kesuksesan membuka bisnis camping ground sudah dialami oleh Yogi Gandaprawira. Yogi merupakan Direktur Operasional The Carpenter, yang mengurusi camping ground di Gunung Pancar, Bogor.
Bisnis di Gunung Pancar ini mulai digarap 3 tahun lalu. Pastinya, di awal-awal bisnis ini dibuka, belum banyak wisatawan yang datang berkunjung. Namun saat objek wisata alam mulai booming, wisatawan selalu mengalir seakan tanpa henti. Bahkan, permintaan selalu full setiap weekend. Tidak hanya itu, saking ramainya pengunjung, wisatawan harus melakukan reservasi dulu satu hingga dua bulan sebelumnya untuk mendapatkan tempat sesuai keinginan (Tri Puspitasari)
Baca juga : Grafika Cikole Lembang, Sensasi Wisata Alam dan Konser Musik Hutan Pinus
Discussion about this post