MEDIAINI.COM – Peluang usaha suvenir pernikahan tak pernah sepi. Sebab, bisnis ini bukanlah bisnis musiman. Di bulan-bulan tertentu, permintaan suvenir pernikahan bahkan bisa membludak.
Suvenir dianggap sebagai salah satu item yang cukup penting. Sebagai lambang terima kasih dan kenang-kenangan dari pengantin ke tamu undangan.
Fungsinya yang vital membuat banyak orang menginginkan suvenir pernikahan dibuat secara spesial. Melihat fakta-fakta tersebut, tak pelak, banyak pihak menyebut bisnis ini punya prospek yang cerah.
Peluang Bisnis dan Modal
Bisnis suvenir pernikahan akan selalu ada. Meski tampak sederhana, tapi siapa sangka bisnis ini mampu mendatangkan potensi cuan yang menggiurkan.
Pasalnya, suvenir pernikahan merupakan bisnis borongan. Artinya dalam satu kali pesanan, pelaku bisnis akan langsung menerima dalam jumlah besar. Hal ini wajar, mengingat budaya pernikahan di Indonesia sering diadakan besar-besaran.
Semakin besar acara pernikahan, maka tamu yang datang juga semakin banyak. Singkatnya, permintaan suvenir pernikahan pun semakin membludak. Untuk membuktikan hal tersebut, Mediaini.com telah membuat analisa bisnis ini. Simak ulasan berikut ini.
Pelaku bisnis setidaknya membutuhkan Rp 8.670.600. Modal tersebut paling banyak dialokasikan untuk sewa toko Rp 3.260.000 dan komputer Rp 3.024.000. Adapun sisa uang dibelanjakan untuk keperluan alat kantor dan alat pembuatan suvenir.
Selanjutnya, pelaku bisnis perlu modal tambahan untuk biaya bahan alias material pembuatan suvenir. Umumnya, bahan yang dibutuhkan kain flanel, kain perca, kertas karton, kertas emas, kayu dengan biaya total berkisar Rp 15.315.000.
Kemudian, untuk biaya kemasan nota dan lainnya membutuhkan Rp 9.525.000. Adapun biaya listrik diperkirakan Rp 600 juta dan gaji karyawan Rp 1,5 juta. Jadi, total operasional bulanan dan biaya bahan suvenir Rp 26.265.000.
Asumsikan harga per suvenir Rp 5 ribu. Dalam satu bulan pelaku bisnis mendapatkan delapan pesanan, masing-masing memesan 800 suvenir. Maka pendapatan kotor per bulan dari pesanan tersebut mencapai Rp 32 juta. setelah dikurangi biaya operasional, maka pendapatan bersihnya sebesar Rp 5.735.000.
Kisah Sukses Pelaku Bisnis, Bisa Hasilkan Rp 100 Juta
Maryati membuat bisnis suvenir pernikahan Lucklig.co secara tidak sengaja. Awalnya, dia hanya berniat memberikan hadiah pernikahan kepada temannya dengan desain sendiri. Siapa sangka, hadiah yang dia foto sebelum diberikan ke temannya tersebut kini jadi ladang usahanya.
Di masa awal merintis, hampir semua hal di kerjakan sendiri. Mulai dari desain, marketing, hingga administrasi. Menurutnya, salah satu trik bisnisnya sukses adalah kejelian dalam melihat media sosial.
Maryati mengaku memanfaatkan media sosial untuk ajang promosi. Dari sana, pesanan mulai mengalir deras. Adapun untuk harga produknya berkisar Rp 5 ribu – Rp 50 ribu.
Dari yang awalnya kerja sendiri, kini Maryati sudah memiliki 16 karyawan. Pendapatannya dari bisnis suvenir ini menggiurkan. Dalam sebulan, dia bisa mendapatkan Rp 100 juta.
Tip Sukses Berbisnis Suvenir, Pastikan Produk Punya Keunikan
Hampir setiap pasangan pengantin selalu menginginkan suvenir yang berbeda dari biasanya. Oleh karena itu, keunikan menjadi nilai jual yang menjanjikan. Pastikan produk suvenir memiliki keunikan dan berbeda dari suvenir pada umumnya.
Lalu, tentukan pangsa pasar terlebih dahulu. Menyasar kelas atas dan kelas bawah memiliki strategi yang berbeda. Keduanya tidak bisa disatukan. Alhasil, agar bisnis lebih fokus, pastikan pilih terlebih dahulu mana yang jadi target pasar Anda.
Kemudian, pelayanan. Pelaku bisnis perlu memanfaatkan momentum pelanggan yang sudah mau membeli produknya. Sehingga ada kemungkinan pelanggan tersebut akan memesan lagi atau setidaknya merekomendasikan bisnis ini ke orang lain. Caranya dengan memberikan pelayanan yang maksimal, ramah, sekaligus responsif.
Terakhir, jika membuat cabang baru terlalu besar biayanya, pelaku bisnis bisa menggunakan sistem reseller. Selain nama brand akan semakin kuat, kehadiran reseller juga akan memperlebar bisnis suvenir dengan cepat. (Chelsea Venda)
Discussion about this post