MEDIAINI.COM – Era new normal dampak dari pandemi membuat semua harus beradaptasi dengan perubahan. Terutama di sektor bisnis. Banyak yang gagal menyesuaikan diri hingga harus gulung tikar. Meski demikian, masih ada beberapa bisnis yang bisa bertahan. Salah satunya, daycare .
Setelah sempat menganjurkan karyawan untuk work from home (WFH), sebagian kantor kini sudah memberikan kelonggaran. Mereka memberlakukan lagi bekerja di kantor. Protokol kesehatan tetap diberlakukan Nah, para mama-papa baru yang bekerja, banyak yang memilih untuk menitipkan anaknya di daycare.
Bisnis daycare masih berpeluang tinggi untuk meroket di era normal baru. Memang, biasanya jasa penitipan anak lebih banyak tersedia di kota-kota besar. Tapi di daerah pun kini sudah mulai bermunculan bisnis ini. Bagaimana sih cara memulainya? Simak ulasan dari Mediaini.com:
1.Lokasi Strategis
Lokasi menjadi faktor penting dalam bisnis ini. Jadi, carilah lokasi yang ‘’mendekati’’ pangsa pasar. Misalnya di dekat pusat perkantoran atau komplek perumahan. Sehingga, memudahkan para orang tua untuk mengakses tempat tersebut. Kebersihan, kelengkapan fasilitas, keahlian staf, keamanan, hingga arena bermain yang lengkap, menjadi faktor-faktor yang sangat dipertimbangkan calon pelanggan. Pastikan itu semua terpenuhi.
2. Pangsa Pasar
Dalam bisnis, pangsa pasar sangat penting. Hal itu membuat bisnis memiliki tujuan, terutama untuk menarget konsumen. Target pelanggan daycare adalah orang tua muda yang berkarir. Nah, untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Lakukanlah riset di tempat lokasi usaha. Apakah di wilayah tersebut cukup banyak orang tua dengan tipe tersebut atau tidak.
3. Pilih Karyawan yang Profesional
Karyawan atau dalam daycare disebut baby sitter menjadi faktor penentu dalam bisnis ini. Semakin mereka berpengalaman dan memiliki sertifikat pelatihan, calon pelanggan merasa lebih mantap menitipkan anak mereka di jasa penitipan tersebut.
4. Program Khusus
Daycare bukan hanya sebagai tempat menitipkan anak saja. Di dalamnya harus ada kegiatan yang menarik dan mengedukasi anak-anak. Siapkan program kegiatan agar si anak bisa belajar sekaligus bermain. Mulai dari Gerakan melatih motoric anak, membaca dongeng dan kegiatan edukatif lainnya. Untuk menambah daya tarik, tambahkan beberapa fasilitas khusus seperti antar jemput ASI, webcam yang membuat orang tua bisa memantau anak dari jauh, hingga membuat laporan perkembangan anak.
5. Siapkan Modal Usaha
Untuk memulai bisnis daycare sederhana, siapkan modal awal sebesar Rp. 7,5 juta. Dari modal tersebut, 70 persennya bisa digunakan untuk membeli tempat tidur dan mainan anak. Sementara sisanya untuk merenovasi dan mendekor ulang ruangan.
Untuk biaya operasional bulanan, jika pelaku bisnis mempekerjakan dua baby sitter dengan gaji Rp 1 juta/bulan, maka totalnya butuh Rp. 2 juta. Lalu, biaya listrik dan air Rp 200 ribu. Jadi total kebutuhan operasional bulanan Rp 2,2 juta.
Asumsikan dalam satu bulan ada 15 anak yang dititipkan. Adapun untuk biaya penitipan per bulan Rp 500 ribu. Jadi daycare ini memiliki pendapatan Rp 7,5 juta/bulan. Setelah dipotong biaya operasional sebesar Rp 2,2 juta, maka total pendapatan bersih menjadi Rp 5,3 juta. Dengan angka tersebut, BEP bisa tercapai dalam waktu dua bulan.
Baca Juga : 7 Rekomendasi Daycare Terbaik di Jakarta yang Jadi Pilihan
Omzet Bisa Capai Hampir Rp 20 Juta
Prospek bisnis daycare cukup menjanjikan. Wildan Fathoni bahkan telah membuat analisis bisnis penitipan anak ini. Dalam bukunya berjudul Pengangguran Kaya Raya, ia menjabarkan dengan detail potensi bisnis ini.
Dalam skema bisnis yang ia buat, Wildan membagi daycare menjadi tiga jenis. Untuk anak-anak (di atas 5 tahun), balita, dan bayi. Ketiganya memiliki harga jasa yang berbeda. Ia mematok biaya penitipan bayi Rp1,2 juta dan menargetkan tiga bayi dalam satu bulan. Maka, pendapatan di kategori bayi mencapai Rp 3,6 juta.
Untuk balita, harga penitipan lebih murah yakni Rp 900 ribu. Ia mengasumsikan ada 12 balita yang masuk ke bisnis daycare miliknya, jadi pendapatan di kategori balita mencapai Rp 10,8 juta. Untuk kategori anak-anak, biaya jasanya hanya Rp 500 tibu saja per bulan. Wildan mengasumsikan ada 10 anak, sehingga pendapatannya mencapai Rp 5 juta. Dengan skema di atas, total pendapatan kotor per bulan yang bisa diraih adalah Rp19,4 juta. (Chelsea Venda/Jenti Jay)
Discussion about this post