MEDIAINI.COM – Geliat produk herbal makin meningkat, berlangsung sejak pandemi hingga kini. Salah satu varian herbal yang jadi primadona adalah si jahe merah.
Jahe merah kini diolah di dalam berbagai variasi baru. Tidak hanya bisa diminum secara langsung, tapi juga ada versi instannya. Versi instan ini sudah tersedia di beberapa kedai jamu offline maupun toko jamu online.
Peluang bisnis Jahe Merah Instan
Zingiberaceae Officinale Rose adalah nama latin dari jahe merah. Tanaman herba yang satu ini punya beberapa keunggulan dibanding jahe pada umumnya. Jahe merah sendiri memiliki sensasi rasa yang lebih pedas, juga aroma yang lebih kuat.
Faktor-faktor itulah yang membuat jahe merah lebih banyak digunakan untuk produk minuman herbal. Dalam berbagai promosinya, jahe merah dikatakan bisa meringankan sakit asma, melancarkan darah, radang tenggorokan hingga menjaga sistem kekebalan tubuh. Manfaat yang terakhir, cocok untuk masa pandemi seperti sekarang ini. Hal itulah yang membuat bisnis empon-empon masuk ke dalam daftar bisnis yang menjanjikan.
Modal Hingga Omzet Bisnis
Yunan F Bintoro awalnya adalah seorang penggemar jahe. Bermula sebagai konsumen setia, ia akhirnya terjun menjadi pebisnis jahe handal. Menurut penelusuran Mediaini.com, ia mulai mengulik jahe secara bisnis sejak tahun 2012.
Dalam membuat formula jahe yang paling pas, ia tak sungkan belajar otodidak dan bertanya dari kiri kanan orang terdekatnya. Total 1,5 tahun dirinya melakukan riset. Setelah mantap, ia langsung terjun dengan modal hanya Rp350 ribu, mendirikan brand Jahe Merah Mororene.
Yunan, yang saat itu tinggal di Jakarta memilih menjual produknya ke Cilegon. Melihat prospek yang apik, Yunan pun menambah 10 varian lain dari jahe merah yang siap minum. Kesuksesan pun menghampiri, kini ia memiliki 16 gerai yang tersebar di berbagai kota. Dari modal hanya Rp350 ribu, kini omzet bisnisnya mencapai Rp600 juta per tahun.
Tak jauh berbeda, keuntungan yang berlipat juga dirasakan pebisnis serbuk jahe merah asal Lamongan, Hartono. Pemilik dari Kusuma Herbal ini telah melebarkan sayap bisnisnya ke berbagai daerah. Ia menyebut, pandemi telah membawa angin segar ke bisnisnya.
Produknya bahkan sudah terbang ke Jepang. Bermula dari mahasiswa Indonesia yang membeli serbuk jahe merah miliknya dan dibawa ke Jepang. Dari sana, banyak teman-teman dari si mahasiswa yang tertarik dan akhirnya ikut memesan.
Dari 1,5 kilogram jahe, Hartono bisa membuat sekitar 80 sachet. Adapun per sachet dihargai Rp4 ribu. Tapi ada juga kemasan yang lebih besar, ukuran 150 gram seharga Rp32.500. Hartono mengaku omzet dari bisnis serbuk jahe miliknya naik hingga 25 persen saat pandemi.
Manfaat Jahe
Minuman jahe terkenal sebagai minuman penghangat badan. Terlebih di musim hujan seperti ini, minuman jahe jadi salah satu kebutuhan utama beberapa orang, digunakan untuk menghangatkan badan.
Jahe juga bermanfaat sebagai antibiotik alami. Jahe juga bisa mengurangi permasalahan perut dan pencernaan, misalnya untuk meredakan mual ataupun nyeri akibat haid. Jika sedang tidak enak badan, meriang, atau masuk angin, mengkonsumsi jahe bisa jadi salah satu pilihan. Selain itu, jahe juga bisa melegakan batuk, flu, dan pilek. (Chelsea Venda)
Baca juga : Cicipi Bisnis Jamu Rumahan, Catat Modal dan Analisa Keuntungannya
Discussion about this post