MEDIAINI.COM – Berwisata tanpa oleh-oleh seperti menang kejuaraan tanpa piala. Selalu terasa ada yang kurang, ketika tak ada benda fisik yang jadi bawaan saat pulang ke rumah sehabis bepergian atau berwisata.
Oleh-oleh jadi penting lantaran beda kota berbeda pula oleh-oleh di dalamnya. Ciri khas inilah, yang membuat wisatawan tak mau melewatkan berburu oleh-oleh setiap berkunjung ke sebuah kota.
Di Semarang misalnya, ada banyak sekali oleh-oleh makanan khas yang bisa dibawa pulang. Mulai dari wingko babat, lumpia, bandeng, moaci, dan masih banyak lagi.
Potensi Bisnis yang Tak Ada Matinya
Indonesia semakin sadar akan potensi pariwisata yang dimilikinya. Maka kini, pemerintah tak hanya mengandalkan Bali sebagai tujuan wisata. Kota-kota lain terus dipacu untuk mampu menciptakan peluang pariwisatanya sendiri, baik untuk turis lokal maupun mancanegara.
Di saat yang sama, industri pariwisata tak bisa dilepaskan dari bisnis oleh-oleh. Budaya membawa oleh-oleh sepulang dari wisata sudah jadi hal yang lumrah. Orang ingin berbagi kebahagiaan dengan keluarga, tetangga, bahkan teman selepas berlibur dengan cara membawakan buah tangan atau oleh-oleh.
Tak hanya diburu wisatawan, oleh-oleh juga diburu oleh warga lokal yang sedang merantau. Ya, makanan memang jadi obat mujarab untuk sedikit mengurangi rasa kangen akan kampung halaman. Dua faktor ini jadi penyumbang terbesar alasan bisnis oleh-oleh tak ada matinya.
Didorong Inovasi
Dari sisi pelaku bisnis, oleh-oleh bukan bisnis yang monoton. Ketika pelaku bisnis dipengaruhi zaman dan teknologi, bisnis oleh-oleh pun jadi berkembang. Misalnya yang terjadi di Bandung dan Medan. Kedua kota ini menciptakan brownies kukus dan bolu kukus. Jelas, dua makanan itu bukan asli Indonesia. Tapi karena dibuat oleh orang Indonesia, dengan resep ala Indonesia, maka makanan itu kini resmi jadi oleh-oleh khasnya Bandung dan Medan.
Potensi tersebut memicu munculnya banyak pusat oleh-oleh bertumbuh. Pusat oleh-oleh jadi penuh inovasi, jajanan dan makanan baru bertumbuhan, dibentuk jadi ciri khas dari suatu daerah.
Bisnis oleh-oleh juga didukung penjualan berbagai souvenir dari daerah tersebut. Ini tentu jadi lingkaran bisnis yang menguntungkan berbagai pihak.
Membangun Toko Oleh-Oleh di Semarang
Sebagai salah satu tempat tujuan wisata, Semarang memiliki banyak pusat oleh-oleh. Jika ingin terjun ke bisnis ini, pelaku hendaknya membuat perencanaan yang matang agar bisnis oleh-olehnya mendapatkan keuntungan yang berlipat.
Misalnya dengan membuat pusat cinderamata di Semarang. Sebagai contoh, Dagadu di Jogja. Nama Dagadu sudah melekat dan jadi identitas oleh-oleh cinderamata di Jogja, baik itu kaos ataupun aksesoris lainnya. Konsep serupa bisa ditiru, tentunya dengan mengedepankan budaya khas Semarangan.
Toko oleh-oleh hendaknya juga tidak hanya sebatas menjual oleh-oleh asal daerah. Tak ada salahnya jika di dalamnya juga tersedia barang kebutuhan sehari-hari. Sebab, ada kalanya wisatawan berlibur dalam waktu yang panjang dan lupa membawa perlengkapan yang cukup.
Perhatikan pula musim atau event terdekat. Ini penting, agar produk di toko oleh-oleh bisa menyesuaikan dengan keadaan. Jika sedang musim hujan misalnya, sediakan cinderamata yang berhubungan dengan jaket atau pakaian hangat.
Sementara itu, ketika musim liburan, stok oleh-oleh yang popular seperti lumpia, bandeng presto, tahu bakso, hingga batik harus tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Rotasi produk dan kesiapan produk dalam menghadapi musim atau event tertentu akan membuat toko oleh-oleh tersebut jadi pilihan bagi wisatawan.
Rekomendasi Toko Oleh-Oleh Khas Semarang
Ada beberapa toko oleh-oleh khas Semarang yang jadi rujukan utama menurut Mediaini.com. Berikut beberapa di antaranya:
Kampoeng Semarang
View this post on Instagram
Letaknya di Jalan Kaligawe Raya KM 1, Kampoeng Semarang jadi pusat oleh-oleh yang lengkap. Di sini tersedia makanan khas seperti bandeng, wingko tahu bakso dan berbagai makanan lain. Ada pula batik, aksesoris, kaos, dan sandal. Jika lapar, kawasan ini juga memiliki restoran yang siap memanjakan lidah dengan kuliner khas Semarang.
Kue Moaci Gemini Kentangan
View this post on Instagram
Lokasinya ada di Jalan Kentangan Barat Nomor 101. Tokonya terbilang tak terlalu besar, namun moaci yang diproduksi di toko ini sangat spesial. Varian moacinya pun beragam mulai dari original, kacang merah, hingga kacang tanah.
Bandeng Juwana Elrina
View this post on Instagram
Sesuai dengan namanya, bandeng presto adalah oleh-oleh utama yang ditawarkan di sini. Selain itu, kuliner lain seperti bolu, bakpia, tahu bakso dan lumpia juga tersedia. Lokasinya ada di jalan Pandanaran Nomor 67-51.
Wingko Babad Cap Kereta Api
View this post on Instagram
Lokasinya berada di kawasan Kota Lama. Wingko babad di sini selain memiliki rasa yang enak, juga memiliki banyak variasi yang menggoda. Tidak hanya fokus dengan makanan, beberapa oleh-oleh lain seperti gantungan kunci dan kartu pos pun tersedia.
Pusat Oleh-Oleh Djoe
View this post on Instagram
Lokasinya ada di Jalan Pandanaran Nomor 51. Berbagai makanan dan kue khas Semarang tersedia di pusat oleh-oleh ini. Beberapa bahkan sudah memiliki kemasan khusus, sehingga bisa lebih tahan lama dan aman ketika dibawa ke kampung halaman. Salah satu favoritnya adalah lumpia. Baik itu lumpia goreng maupun lumpia basah. (Chelsea Venda)
Discussion about this post