MEDIAINI.COM – Industri parfum tanah air makin bertumbuh. Dalam beberapa tahun terakhir saja, muncul banyak sekali brand parfum lokal. Berbagai brand ini tak hanya lahir dan berdiri ala kadarnya. Dengan kualitas yang terjaga dengan baik, mereka sudah memiliki penggemar setia masing-masing.
Ini membuktikan bahwa kualitas parfum lokal memang tak kalah dengan parfum import. Kesuksesan tersebut membuat bisnis parfum jadi bisnis yang menjanjikan.
Jika Anda tengah menimbang ingin terjun ke bisnis apa, inilah saatnya untuk ikut meramaikan bisnis parfum, membuat racikan formula yang unik kemudian melahirkan brand Parfum sendiri.
Semerbak Harum si Bisnis Parfum
Beberapa selebriti Hollywood telah terpancing untuk ikut menyelami bisnis parfum. Lady Gaga misalnya, penyanyi nyentrik ini telah mengeluarkan varian parfum yang langsung diserbu penggemarnya.
Salah satu serinya ia beri nama Monster. Kemudian Avril Lavigne juga merilis parfum seri Black Star dan Forbidden Rose, yang merupakan hasil kerja sama dengan Procter dan Gamble.
Menurut penelusuran Mediaini.com, di ranah nusantara sendiri ada tiga mahasiswi asal Bandung yang juga ikut mencoba peruntungannya di bisnis parfum. Brand yang mereka dirikan diberi label Duftende. Melati, Via, dan Della menghadirkan wangi lautan sebagai ciri brand mereka.
Wangi yang tak biasa sebenarnya, tapi ternyata mendapat respon yang sangat positif. Untuk perempuan, ada varian Ocean Breeze dengan wangi yang lebih light, ringan. Sedangkan untuk laki-laki ada varian Ocean Wave yang aromanya lebih kuat.
Bisnis parfum milik mahasiswa ITB ini dimulai sejak tahun 2015. Ketiganya memulainya dengan modal awal Rp5 juta. Pelan-pelan bisnis milik mereka terbangun, mulai dari promosi di sosial media sampai mengikuti berbagai pameran.
Hal yang tak jauh berbeda juga dialami oleh Angga Pratama. Owner Parfum Batik ini sudah malang melintang di dunia parfum selama kurang lebih 12 tahun.
Maka tak heran jika racikan parfum miliknya sudah cukup berani. Angga memanfaatkan bahan-bahan tradisional untuk menambah wangi yang unik di parfumnya.
Memadukan bahan tradisional ke dalam parfum racikannya sudah menjadi impian Angga sejak awal. Sebab dirinya merasa gelisah, industri parfum kala itu masih didominasi oleh parfum import.
Kini ia punya empat varian parfum lokal, yaitu Sogan khas Solo, Mega Mendung khas Cirebon, Singa Barong khas Bali, dan Parang Barong khas Jogja.
Parfum buatannya sudah menyebar ke berbagai kota, di antaranya Jogja, Jakarta, Bali, Solo, Malang, dan Cirebon. Kini omzetnya per bulan bisa mencapai Rp60-70 juta.
Membuat Brand Parfum Sendiri
Membuat parfum dengan brand sendiri bisa dilakukan dengan beberapa cara. Untuk cara yang konvensional, pelaku bisnis bisa mencari biang parfum, meracik parfum sendiri, hingga membuat logo dan konsep brand.
Namun, mencari biang parfum dan meraciknya sendiri pun butuh keahlian khusus. Belum lagi soal waktu untuk mencoba trial and error. Oleh karena itu, ada beberapa agen parfum yang bisa membantu pelaku bisnis untuk mendirikan brand parfum sendiri.
Salah satunya adalah Florean di Kota Medan. Florean menawarkan paket kerja sama untuk membuat brand parfum sendiri. Jadi nantinya, Florean hanya bertugas sebagai produsen yang meracik dan mengirimkan parfum ke pelaku bisnis.
Pelaku bisnis bisa memesan wangi seperti apa yang ingin diproduksi, apakah wangi alam, wangi yang maskulin, atau beraroma rempah. Nantinya, Florean akan menyiapkan dan mengirim botol racikan parfum yang sudah jadi ke pelaku bisnis.
Pelaku bisnis hanya tinggal melakukan branding dan penjualan. Untuk paket kerja sama seperti ini, dimulai dengan harga antara Rp2 juta hingga Rp5 juta.
Selain itu, di Kota Malang juga ada Ade Parfum Home Industri. Dengan harga Rp2,1 juta, pelaku bisnis sudah mendapatkan 600 botol parfum berisi 8ml dalam bentuk roll on.
Selain mendapatkan parfum, pelaku bisnis juga mendapatkan kartu nama 1 box, pin 2 pcs, banner 2×1 meter, kalender brand, katalog, dan stiker. Tak hanya itu, Ade Parfum juga memberikan gratis ongkir bagi pelaku bisnis yang ada di wilayah Jawa.
Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat jika membuat brand sendiri dengan bantuan agen seperti ini. Pertama, pelaku bisnis tak perlu menyiapkan gudang produksi dan penyimpanan parfum. Sebab keduanya sudah ditangani oleh agen.
Kedua, modal yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding jika harus meracik parfum sendiri. Alhasil pelaku bisnis hanya tinggal fokus kepada cara penjualan dan promosi parfum. (Chelsea Venda)
Baca juga : 10 Rekomendasi Parfum Lokal Terbaik dengan Aroma Awet Melekat
Discussion about this post