MEDIAINI.COM – Solo dan budaya, keduanya saling melekat satu sama lain. Kota ini memang tak bisa dipisahkan begitu saja dengan budaya nenek moyangnya. Disadari atau tidak, hal ini yang kemudian menjadi daya tarik yang cukup sukses mendatangkan wisatawan.
Budaya juga lah yang telah memberikan warna bagi wisata edukasi di Solo. Kota ini memiliki Museum Radya Pustaka, Museum Keris Nusantara, candi cetho, candi Sukuh dan masih banyak lagi wisata edukasi budaya lainnya.
Selain itu, sungai Bengawan Solo juga jadi daya tarik wisata edukasi yang menarik. Untuk yang terbaru, ada Rumah Atsiri, meski baru dua tahun berdiri, namanya telah moncer dan jadi destinasi wisata edukasi yang apik.
Prospek Wisata Edukasi
Masa liburan adalah masa yang ditunggu untuk menghabiskan waktu dengan orang terdekat. Bagi orang tua, liburan adalah saat yang tepat untuk membangun koneksi lebih hangat dengan anak-anak mereka. Di samping itu, liburan bagi para orang tua bukan lagi sekadar mencari kesenangan, tetapi juga ajang menambah pengetahuan baru. Dua hal ini, yang kemudian membuat wisata edukasi makin tumbuh dan menjamur, tak terkecuali di Solo.
Konsep edukasi wisata bukanlah hal yang mudah untuk diterapkan. Terlebih, stigma edukasi yang bagi sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang serius. Padahal jika dikelola dengan matang, wisata edukasi akan terasa menyenangkan. Dari sisi hiburan terpuaskan dan sisi pengetahuan bertambah.
Terdapat banyak konsep yang bisa dilakukan untuk mewujudkan edukasi wisata. Misalnya, agrowisata, wisata ini menggabungkan kegiatan liburan dengan alam. Pengunjung bisa merasakan kesegaran udara di tengah rimbun pepohonan sekaligus belajar tentang dunia hewan dan tumbuhan.
Konsep inilah yang dilakukan oleh Rumah Atsiri. Mereka memadukan antara wisata dan pengetahuan tentang tanaman atsiri. Pengunjung pun diberi akses penuh untuk belajar dan merasakan langsung segala proses tanaman atsiri hingga menjadi sebuah produk siap jual.
Wisata edukasi seni juga mulai marak dilakukan. Pengunjung bisa menghabiskan akhir pekan dengan bermain dan mengasah skill kesenian. Secara lebih sederhana, edukasi kesenian bisa ditemui di pusat-pusat kota. Misalnya, di alun-alun. Para pelaku bisnis ini akan menyiapkan sejumlah alat lukis, atau alat musik lain untuk dimainkan secara bersama-sama dengan para pengunjung.
Baca juga : Rumah Atsiri, Ajak Pengunjung Sehat dengan Kekayaan Minyak Atsiri Lokal
Ide Bisnis Farming Sebagai Edukasi Wisata
Tak hanya agrowisata dan edukasi seni yang kian menjamur. Peternakan rupanya bisa diolah menjadi wisata edukasi yang cukup menarik. Mengingat pangsa pasar terbesar wisata edukasi adalah keluarga, maka peternakan pun bisa jadi nilai jual yang mumpuni.
Sebab anak-anak umumnya menyukai dunia hewan. Mereka mempunyai rasa penasaran yang tinggi akan hewan-hewan yang ada di sekitar mereka. Sayangnya, tak semua orang tua mampu mengajak anak melihat dan mengamati hewan, khususnya ternak, dari dekat. Nah wisata peternakan, adalah jawaban akan kebutuhan tersebut.
Hal ini diakui oleh Livita Chandra, pemilik wisata edukasi Jendela Alam di Lembang, Bandung. Berawal dari memanfaatkan halaman saudaranya untuk memelihara hewan ternak dan beberapa tanaman, kini tempat tersebut telah berkembang jadi wisata edukasi yang namanya kian melambung.
Ia lalu mulai mengembangkan wisata ini dan membuat konsep integrated farming. Menurut penelusuran Mediaini.com, konsep ini menggabungkan antara pertanian dan peternakan dalam satu wadah yang sama. Jadi anak-anak atau keluarga yang berkunjung, akan lebih merasakan sensasi berlibur dan belajar tentang hewan dan tumbuhan.
Hal yang sama juga terjadi di Desa Selorejo, Malang. Desa ini merupakan pemasok sapi, baik sapi perah maupun sapi potong. Desa ini telah berkembang jauh dari sebelumnya. Jika pada awalnya hanya menjadi pemasok kebutuhan sapi bagi daerah sekitar, kini desa itu juga mulai melirik potensi lain, yaitu wisata edukasi tentang sapi.
Kini mulai banyak wisatawan yang datang ke tempat tersebut. Mereka umumnya penasaran bagaimana susu yang biasa mereka minum ini berasal dan bagaimana mengolahnya. Pengunjung bisa melihat proses perawatan sapi hingga menghasilkan susu berkualitas, tak jarang pengunjung pun bisa memerah susu dari sapi secara langsung. (Chelsea Venda)
Discussion about this post