MEDIAINI.COM – Pecahan uang kertas Rp75 ribu disambut animo baik di masyarakat. Uang tersebut dikonsep sebagai collectible item karena jumlahnya yang memang terbatas. Bank Indonesia hanya mencetak pecahan uang ini sebanyak 75 juta lembar saja, senilai 5,62 triliun rupiah.
Uang yang dikeluarkan bertepatan dengan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 ini selain satu-satunya collectible money yang pernah ada di Indonesia, juga merupakan uang peringatan atau commemorative money. Yaitu pecahan uang yang dikeluarkan secara khusus dengan tujuan memperingati suatu peristiwa berskala nasional atau internasional.
Viral Uang Bernyanyi
Selepas heboh tentang konsep collectible-nya dan masyarakat berebutan menukar uang demi mendapatkan lembaran uang Rp75 ribu ini, lahir heboh kedua yang menyatakan bahwa uang ini bisa bernyanyi. Tepatnya mengeluarkan video paduan suara yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Viral mengenai uang bernyanyi ini viral di ranah Twitter pada Sabtu, 29 September 2020 kemarin. Beberapa akun memaparkan, bahwa uang 75 ribu bisa di-scan menggunakan aplikasi khusus seperti Artivive untuk mengeluarkan suara nyanyian tersebut yang berdurasi hanya sekitar beberapa detik saja.
Menurut penelusuran Mediaini.com, Artivive sendiri merupakan aplikasi yang menggunakan teknologi Augmented Reality (AR), yaitu teknologi yang menggabungkan dunia virtual dengan dunia realiti atau nyata.
Akun @repvblikvideo mengunggah video yang berdurasi sekitar 15 detik menggunakan aplikasi sejenis, di pecahan uang 75 ribu rupiah. Sedangkan akun @WhySatriantoro, justru melakukan scan pada uang 100 ribu yang memiliki video berdurasi kurang lebih sama.
Baca juga : Kesuksesan Augmented Reality untuk Branding, Brand Mana Sajakah yang Menggunakannya?
Tanggapan Bank Indonesia
Bank Indonesia atau BI, langsung bereaksi terhadap berita viral ini. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, memaparkan bahwa teknologi AR bisa diterapkan di berbagai objek apapun, tidak hanya uang.
Dalam pengaplikasiannya, teknologi ini dapat menggunakan gambar atau objek apapun menjadi semacam coding untuk mengaktivasi video, tulisan ataupun audio yang sebelumnya sudah dipasang dalam aplikasi yang dibuat pengembang.
Sedangkan BI sendiri, justru tidak memasang AR pada pecahan uang yang mereka keluarkan. Baik di lembar uang 75 ribu yang baru maupun di lembar uang lainnya. Teknologi AR, diakui BI, bukan termasuk ke dalam ciri khas yang rupiah yang beredar resmi di Indonesia.
Lebih lanjut, BI melalui Onny berjanji akan melakukan penyelidikan terhadap berita viralnya uang pecahan baru tersebut. Sebab uang pecahan resmi, telah dilindungi dengan undang-undang.
Menurut data yang dikurasi Mediaini.com, di kesempatan tersebut Onny juga mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati memperlakukan uang rupiah. Masyarakat dihimbau untuk tidak merusak atau malah merendahkan uang rupiah yang adalah simbol negara karena bisa diancam hukuman pidana.
Fakta Menarik Uang Pecahan 75 Ribu
Tanpa viral mengenai uang yang bisa bernyanyi tersebut, pecahan 75 ribu sendiri sebenarnya memiliki beberapa fakta menarik lainnya. Berikut adalah fakta-fakta mengenai uang pecahan 75 ribu rupiah :
1. Uang Peringatan yang Bisa Digunakan untuk Transaksi
Meski dicetak terbatas dan masuk ke dalam item koleksi, namun uang ini sejatinya bisa digunakan sebagai alat transaksi jual beli resmi. Uang edisi khusus atau peringatan seperti ini sebenarnya sudah pernah dicetak oleh BI sebelumnya. Yaitu di hari kemerdekaan ke-25 dan ke-50 Republik Indonesia.
2. Bukan Merupakan Uang Redenominasi
Desain pecahan baru ini menjadi sorotan, terlebih tiga angka nol yang ukurannya dicetak lebih kecil daripada angka 75. Hal ini ditengarai sebagai simbol redenominasi, sebuah usaha penyederhanaan nilai rupiah atau memperkecil nominal rupiah.
Namun hal ini dibantah langsung oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rosmaya Hadi. Rosmaya mengatakan bahwa pencetakan uang Rp75 ribu bukan sebuah upaya redenominasi. Redenominasi sendiri baru akan dilakukan ketika ekonomi berada dalam kondisi stabil, bukan kala pandemi seperti sekarang ini.
Sedangkan pencetakan angka nol lebih kecil itu hanya dimaksudnya untuk mempertegas angka 75, yang selaras dengan usia kemerdekaan RI.
3. Baju Adat dari Barat Hingga Timur Indonesia
Ketika uang ini keluar, ada yang meramaikan dunia daring menyebut salah satu foto dalam pecahan uang 75 ribu tersebut menggunakan baju adat khas Cina. Padahal, satu dari sembilan anak itu sebenarnya mengenakan baju adat suku Tidung dari Kalimantan Utara, dan bukanlah baju asal Tiongkok
Kepala Departemen Pengeloaan Uang, Marlison Hakim, mengatakan bahwa 9 anak di dalam foto tersebut mengenakan pakaian adat 9 daerah di Indonesia. Tiga foto mewakili daerah wilayah barat, tiga lagi mewakili wilayah tengah, dan tiga selanjutnya mewakili wilayah timur Indonesia.
4. Dijual dengan Harga Selangit
Hanya selang sehari saja usai dirilis BI, uang pecahan ini langsung meramaikan marketplace. Pasar daring langsung memasang penjualan uang pecahan tersebut dengan harga yang gila-gilaan.
Di Shopee misalnya, pecahan ini ada yang dijual dalam kisaran harga Rp750 ribu, sepuluh kali dari nilai uang yang sebenarnya. Bahkan yang tertinggi, pecahan ini bisa mencapai kisaran harga 8 jutaan rupiah.
5. Desain Susah Dipalsukan
Karena dicetak dalam bentuk khusus dan diedarkan dalam jumlah terbatas sehingga rawan diperebutkan orang, BI pun mengantisipasinya dengan berbagai cara agar pecahan tersebut beredar merata di masyarakat, plus susah dipalsukan.
Yang pertama, ada aturan khusus soal penukaran uang di BI untuk pecahan ini. Yaitu bahwa satu KTP hanya bisa menukar satu pecahan saja.
Kedua, desain uang pun menggunakan teknologi tinggi agar susah dipalsukan. Pecahan tersebut juga menggunakan kertas khusus yang lebih tahan lama, agar uang bisa dikoleksi lama.
Untuk mengenalinya sendiri, ada ciri dasar yang bisa dikenali masyarakat, dan ada ciri khusus yang hanya bisa dikenali oleh BI. Ciri yang bisa dikenali masyarakat berupa hasil cetak yang kasar bila diraba, gambar yang mudah diterawang meski minim cahaya, dan hasil cetak yang memendar ketika dikenai dilihat menggunakan sinar ultraviolet. (Inten Esty).
Discussion about this post