MEDIAINI.COM – Hampir semua makanan di Indonesia menggunakan sambal. Di warung-warung makan pun, biasanya selalu tersedia ekstra sambal di mejanya. Ya, keberadaan sambal memang seperti kebutuhan wajib yang harus ada di meja makan setiap rumah di Indonesia.
Kendati demikian, tak semua orang bisa membuat sambal yang enak. Peluang inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh Yansen, CEO & Co-Founder Eat Sambel. Dirinya, membuat bisnis sambal kemasan dengan cita rasa Indonesia.
Bisnisnya mendapat sambutan positif di masyarakat. Terlebih, ketika pandemi dan banyak orang berdiam diri dirumah. Eat Sambel menjadi pilihan untuk bisa merasakan sambal enak tanpa perlu keluar rumah.
Modal Mulai 50 Ribu
Menurut penelusuran Mediaini.com di ranah daring, banyak sekali pebisnis sambal kemasan yang meraup sukses. Selain Yansen, ada pula Putri Ambarani, pemilik Sambal Jebred.
Sama seperti sebagian besar orang Indonesia, Putri ini menyukai sambal dan selalu merasa ada yang kurang jika makan tanpa sajian sambal. Kegemarannya tersebut mengantarkannya menjadi pebisnis sambal kemasan.
Hanya bermodalkan Rp50 ribu, ia sudah bisa memulai bisnis sambal kemasan. Perempuan 24 tahun ini mengubah Rp50 ribu menjadi 16 bungkus sambal dengan berat per kemasan 16 gram. Tak disangka, respon dari pelanggannya membludak.
Produk sambal kemasannya kemudian semakin berkembang pesat. Putri telah memiliki 9 rasa sambal, baik itu kering maupun basah. Varian kemasannya juga bertambah, bukan hanya 16 gram saja, namun ada varian 60 gram hingga 1 kilogram. Omzetnya, kini mencapai Rp 30 juta per bulan.
Analisa Peluang Bisnis Sambal Kemasan
Bisnis sambal kemasan memang memiliki daya tarik tersendiri. Kesukaan orang Indonesia pada berbagai sambal membuat prospek bisnis ini sangat cerah. Namun, jika ingin memulai bisnis ini secara profesional perlu memikirkan pertimbangan berikut.
Setiap bisnis, pasti memerlukan investasi modal di awal membangun bisnis. Salah satu yang penting di dalam membuat bisnis makanan adalah investasi di bidang alat. Pelaku usaha, setidaknya menyiapkan modal awal sebesar Rp7.592.330 untuk investasi di bidang alat.
Jumlah tersebut paling banyak dipakai untuk pembuatan gerobak Rp2.125.200, kemudian mesin pengaktus minyak Rp2.123.050. Sedangkan sisanya untuk membeli kompor dan gas Rp332.800, pisau Rp48.000, wajan Rp362.020, spatula Rp22.250 dan peniris gorengan Rp28.500.
Lalu, mesin blender Rp245.850, timba Rp42.500, meja Rp726.000, kursi Rp875.200, timbangan Rp212.500, mesin hand sealer Rp343.050, sendok Rp22.560, nampan Rp28.750, serbet Rp22.500, dan lain-lain Rp 32.600.
Biaya per bulan untuk pengeluaran bulanan meliputi plastik pengemas Rp975.000, botol kemasan Rp1.365.000, air dan listrik Rp615.000, sewa tempat Rp480.000, dan gas LPG Rp525.000.
Kemudian, untuk pengeluaran bahan baku per bulannya meliputi air Rp225.000, sodium benzoate Rp1.230.000, penyedap Rp210.000, laos Rp195.000, daun salam Rp90.000, lengkuas Rp255.000, terasi Rp1.140.000.
Lalu, garam Rp195.000, gula merah Rp1.440.000, tomat Rp2.220.000, bawang merah Rp750.000, bawang putih Rp900.000, cabai rawit Rp1.380.000, dan cabai merah pasar Rp1.710.000. Jika ditotal, pengeluaran bulanan senilai Rp 17.195.000.
Asumsinya, akan ada 2 varian yang dijual, yakni bentuk sachet Rp5.000 dan botol Rp12.000. Jika per harinya varian sachet bisa terjual 60 pcs maka pendapatan per bulannya Rp9.000.000. Sedangkan kemasan botol mampu terjual 35 pcs per hari, maka dalam sebulan bisa meraup pendapatan Rp12.600.000.
Jadi, total pendapatan kotor per bulan yang bisa didapatkan senilai Rp21.600.000.
Sukses dengan Sambal Kemasan
Brand Hellyeah Sambal cukup dikenal luas sebagai produsen sambal kekinian. Bisnis sambal kemasan ini dirintis oleh Marlangen Perwitasari. Perempuan Sarjana Ilmu Komunikasi ini mulai menggeluti bisnis sambal kemasan dengan bermodalkan Rp500 ribu.
Uang tabungan yang didapat dari berjualan buku itu, ia pakai untuk membeli bahan baku dan kemasan bisnis sambal miliknya. Dapur rumah miliknya, ia sulap menjadi rumah produksi bagi Hellyeah Sambal.
Hellyeah Sambal memproduksi empat varian rasa, mulai dari sambal bawang, jeruk limau, andaliman, hingga sambal terasi. Pangsa pasarnya yang menyasar anak muda, membuat sambal miliknya terkenal dengan cita rasa yang pedas nan segar.
Tak cuma mengandalkan rasa, kemasan sambal produksi Hellyeah ini juga terkenal eye catching. Dalam waktu satu bulan, bisnisnya bisa memproduksi 3.000 sambal yang dijual baik di supermarket maupun toko online. Bahkan, produknya juga telah ada di Asian Store di Australia. (Chelsea Venda)
Baca juga : Sambel Goyang Pantura, Tawarkan Varian Rasa yang Berbeda
Discussion about this post