MEDIAINI.COM – Bisnis kuliner sering melahirkan tren-tren baru. Salah satu yang sedang menjadi tren di masyarakat adalah soft cookies. Camilan ini tengah digemari oleh berbagai kalangan, terutama milenial. Soft cookies adalah sejenis kue kering, namun dengan sensasi coklat leleh yang lumer ketika digigit. Bentuknya yang bulat dan lumayan besar membuat camilan ini cukup mengenyangkan ketika dimakan.
Cara pembuatan kudapan ini cukup sederhana. Berupa campuran mentega yang telah cair dengan gula pasir dan gula jawa, yang lantas diaduk dengan mixer. Setelah itu, masukkan telur dan vanila essence, lalu kocok lagi dengan mixer dengan kecepatan rendah. Baru setelahnya masukan tepung terigu, baking soda, dan garam. Aduk kembali menggunakan spatula hingga adonan tidak lengket dan tak lupa masukkan chocolate chips. Jika sudah, bentuk menjadi bola-bola dan panggang. Jadilah soft cookies sederhana ala rumahan.
Analisa Peluang Bisnis Soft Cookies
Pada umumnya, masyarakat Indonesia mengonsumsi cookies ketika hari raya atau ketika ada hajatan tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu, cookies menjadi camilan sehari-hari.
Hal ini membuat permintaan soft cookies di masyarakat menjadi tinggi. Prospek bisnis soft cookies pun langsung diprediksi bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat.
Sebelum memulai bisnis soft cookies, pebisnis perlu melakukan investasi alat masak. Melansir dari tokomesin.com, investasi tersebut bisa dimulai dari kompor gas Rp 550.000, kuali Rp 75.000, etalase Rp 1.250.000, oven Rp 750.000, mixer Rp 540.000, dan biaya peralatan tambahan sebesar Rp 510.000. Sehingga total untuk investasi alat senilai Rp 3.675.000.
Selain itu, ada biaya tambahan lain yang perlu disiapkan yakni untuk biaya operasional dan bahan baku. Biaya operasional tersebut meliputi listrik Rp 29.000, biaya air Rp 36.000, sewa tempat Rp 450.000, biaya tenaga kerja Rp 150.000 dan biaya lain-lain Rp 560.000. Totalnya berkisar Rp 1.225.000.
Sedangkan biaya bahan baku, dibutuhkan minimal Rp 2.029.000. Jumlah tersebut digunakan untuk tepung terigu Rp 570.000, telur Rp 510.000, coklat bubuk Rp 524.000, gula 190.000, dan biaya lain-lain Rp 235.000.
Dengan demikian, total modal awal mencapai Rp 6.929.000. Jika dalam satu bulan ada pesanan 300 toples dan harga per toplesnya dibanderol Rp 30.000, maka pendapatan kotor per bulan sebesar Rp 9.000.000.
Mendatangkan Omzet Ratusan Juta
Menurut penelurusan Mediaini.com di ranah digital, banyak pengusaha soft cookies yang meraup untung gila-gilaan. Beberapa baker atau owner toko kukis mengatakan bahwa permintaan pasar masih terus mengalir deras.
Pemilik usaha Chocokie Chip, Helga Audia Putri, mengatakan banyak generasi milenial yang menyukai makanan manis. Klaim itu dibuktikan dengan usaha soft cookiesnya yang laris manis.
Dalam waktu sehari ia bisa menjual soft cookiesnya sampai 100 pcs. Menurutnya, rata-rata pembelinya merupakan kalangan milenial. Gerainya yang berlokasi di Bandung ini bisa meraup omzet mulai Rp 5 juta hingga Rp 11 juta per bulannya.
Sementara itu, Maharani Widia Chandra, owner Cascara Cookies, juga mengaku mengalami lonjakan pembeli setiap harinya. Jika dulu hanya melayani 3-5 pembeli setiap harinya, kini pembeli soft cookies-nya bisa mencapai 10-20 orang.
Widia menjual soft cookies-nya mulai dari harga Rp 18 ribu untuk varian yang tipis dan Rp 28 ribu untuk varian yang lebih tebal. Dalam kurun waktu satu bulan, ia bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 20 – 50 juta.
Untuk lebih meningkatkan pendapatan, beberapa pengusaha soft cookie juga melakukan terobosan baru dalam hal rasa. Salah satunya adalah yang dilakukan Kukis.sis. Selain menjual rasa klasik seperti Double Dark Choco, Choco Oat, Red-mallow, dan Coffeekis, mereka juga menjual rasa baru. Misalnya dengan mencampurkan garam laut atau Classic with Sea Salt, biji-bijian atau chia seeds, Choco Oat with Cinnamon, Red-mallow with Cream Cheese Filling, Matcha with Almond, dan Coffee with Caramel. (Chelsea Venda)
Baca juga : 7 Rekomendasi Soft Cookies Enak dengan Varian Rasa Menggiurkan
Discussion about this post