MEDIAINI.COM – Setiap orang memiliki hobi yang berbeda-beda. Dari hobi yang tak membutuhkan biaya, hingga hobi yang harus menguras kantong.
Salah satu hobi yang cukup menguras kantong adalah hobi mengoleksi action figure. Hobi ini biasanya jatuh pada mereka yang senang menonton film atau game tertentu. Selepas nonton, mereka akan mengoleksi mainan salah satu karakter kesukaan dari film tersebut. Dimana orang lebih mengenalnya sebagai action figure.
Action figure merupakan mainan tiruan karakter yang berdasarkan film, komik, video game, dan serial televisi. Hobi mengoleksi action figure kini sedang menjadi tren di berbagai kalangan. Meski terkesan hanya mainan, action figure bukanlah hobi yang murah.
Terutama bagi yang mengoleksi action figure legendaris seperti Gundam, Marvel Hero, One Piece, Naruto, hingga Dragon Ball.
Awal Mula Action Figure
Sejarah action figure dimulai dari karakter boneka perempuan yang sangat fenomenal, Barbie. Mattel menciptakan boneka Barbie pada 1959. Nama tersebut diberikan langsung oleh pendiri Mattel, Ruth Handler, karena terinspirasi dari anak perempuannya, Barbara.
Popularitas Barbie membuat orang mulai mencari mainan serupa, tetapi yang bisa dimainkan oleh anak laki-laki. Stan Weston, tanggap dengan kebutuhan tersebut. Ia yang juga seorang pengusaha di bidang mainan mulai menciptakan boneka tentara. Idenya kemudian terus berkembang, ia menciptakan boneka tentara dari berbagai belahan dunia lain, serta perlengkapan perang seperti senjata, tank, dan lainnya.
Weston semakin memperluas bisnisnya setelah mendapat dana pengembangan dari Hasbro inc. Don Levine, wakil presiden di perusahaan tersebut mulai memperkenalkan mainannya dengan sebutan action figure.
Action figure edisi Captain Action menjadi pemantik popularitas mainan ini. Terutama setelah kesuksesan film Star Wars yang membuat pasar mainan ini semakin luas. Karakter lain yang turut di dalam edisi ini adalah Phantom dan Captain America.
Harga Mencapai Jutaan
Gundam adalah salah satu karakter yang sangat diperhitungkan di dunia action figure. Satu figur karakternya, bisa dilelang dalam angka jutaan rupih. Sebenarnya di Jepang, harga action figure ini hanya dibanderol ratusan ribu saja. Namun setelah sampai di Indonesia, harganya naik berkali lipat.
Perwakilan dari Multi Toys, Erik Thianto, mengatakan salah satu alasannya adalah karena Gundam diproduksi secara terbatas oleh produsen mainan tersebut di Jepang, Bandai Co. Sehingga mainan ini susah dicari, meski di pasar online sekalipun. Hal ini membuat kolektor rela berburu ke sejumlah negara seperti Jepang, Hongkong, dan Singapura hanya untuk mencari Gundam. Tak heran, harganya melonjak tinggi ketika sampai ke Indonesia. Untuk harga satu action figure Gundam harganya bisa berkisar antara Rp 300-600 ribu, namun jika seri spesial harganya bisa mencapai Rp 1,5 juta bahkan lebih.
Baca juga : Action Figure Termahal di Dunia Menembus Angka 2 Miliar Rupiah
Potensi Menggiurkan
Di Indonesia mulai muncul komunitas para kolektor action figure. Ini menandakan pasar action figure di Indonesia mulai naik daun. Potensi bisnis ini jika digali dengan cerdas akan memberi keuntungan yang menggiurkan.
Sebelum terjun ke bisnis ini, pelajari terlebih dahulu seluk beluk dan karakter-karakter apa saja yang banyak dicari oleh para kolektor action figure. Misalnya dari komunitas Marvel Legends dan Marvel Select. Mereka lebih fokus mengoleksi action figure dari karakter-karakter film Marvel.
Yosi Kurnia Wijaya, salah satu admin dari komunitas tersebut menyebut Marvel Legends merupakan action figure produksi Hasbro, sementara Marvel Select diproduksi Diamond Select. Perbedaanya ada di ukurannya, Marvel Legend berukuran 6 inci, sementara Marvel Select berukuran 7 inci.
Di komunitasnya, Marvel Legend biasanya lebih disukai untuk karakter-karakter hero yang normal, namun jika menginginkan karakter monster mereka lebih memilih menggunakan Marvel Select.
Jenis Ladang Bisnis Action Figure
Nilai investasi dari mengoleksi action figure selalu mengalami kenaikan. Paling tidak, ketika action figure dijual, harganya minimal sama dengan harga beli di awal. Belum lagi ketika ada karakter yang tiba-tiba meledak, harganya bisa menjadi berkali-kali lipat.
Tren koleksi action figure juga semakin menjadi-jadi setelah booming-nya sosial media. Action figure jadi bermanfaat ganda. Tak hanya dinikmati sebagai koleksi yang menempel di lemari kaca saja, tetapi juga sebagai ajang fotografi. Ardi Prasetyo adalah salah satu yang menangkap peluang tersebut.
Ia yang juga merupakan anggota komunitas Marvel Legends dan Marvel Select membuat workshop khusus membuat diorama. Diorama adalah miniatur tiga dimensi yang menggambarkan situasi di sebuah adegan.
Ardi mengaku bisa menjual diorama dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah bergantung pada tingkat kesulitannya. Diorama ini banyak diminati untuk kebutuhan fotografi, terutama pecinta toys fotografi. Beberapa bahkan membeli hanya sebagai hiasan di background action figure-nya.
Berbeda dengan Ardi, salah satu anggota lain, Chairul Aqib memilih menyediakan jasa action customs figure dan aksesoris. Jasa remake figure ia banderol di kisaran Rp 200 – 300 ribu bahkan lebih bergantung permintaan dari pelanggannya.
Musim bisnisnya mulai ramai ketika muncul film terbaru dari Marvel. Dalam seminggu, ia bisa melayani 10-20 pesanan. Sebab banyak orang menginginkan action figure miliknya tetap update dengan perkembangan terbaru yang ada di filmnya. (Chelsea Venda)
Discussion about this post