MEDIAINI.COM – Inovasi olahan makanan seolah tak ada habisnya. Belakangan, ramai di media sosial adanya es krim Indomie goreng. Terdengar cukup aneh. Membayangkan bagaimana rasanya mencampurkan es krim yang terkenal dengan cita rasa manis dengan Indomie yang gurih asin.
Tapi nyatanya, terlepas dari kontroversinya, es krim unik ini tetap diburu banyak orang. Di media sosial bahkan muncul perdebatan sengit antara pecinta Indomie konvensional dan pecinta Indomie yang lebih fleksibel menerima berbagai inovasi baru.
Lahirnya Bisnis Es Krim Unik
View this post on Instagram
Es krim dengan beberapa rasa yang unik diproduksi oleh Holi Ice Cream. Mulai dari es krim rasa jajanan kemasan hingga es krim indomie goreng.
Sang owner, Evelyn Djoenaedi dan Stephen Ganda dalam beberapa kesempatan wawancara menyebut awal mula inspirasinya datang dari kesukaannya memakan Indomie sepulang dari kantor.
Biasanya, setelah selesai makan, Evelyn dan Stephen akan mencari es krim sebagai makanan penutupnya. Dari situlah tercetus ide untuk menggabungkan keduanya, yaitu Indomie dan es krim.
Produsen es krim rumahan ini membutuhkan waktu bereksperimen yang cukup panjang hingga akhirnya menemukan resep yang tepat. Mereka kemudian membuat sampel untuk dibagikan ke keluarga dekat.
Tak disangka, respon dari keluarga dekatnya sangat baik. Menurut Evelyn dan Stephen, hampir semua keluarga mengatakan enak dan rasanya unik. Mereka berdua akhirnya percaya diri merilis produk ini per tanggal 10 Agustus 2020.
Produk es krim Indomie goreng miliknya langsung melejit menjadi bahan perbincangan di media sosial. Ada yang mengapresiasi inovasi makanan tersebut, namun tak jarang juga yang menganggapnya sebagai makanan yang terlalu aneh.
Pro kontra tersebut pada akhirnya malah semakin melambungkan nama Produsen es krim rumahan, Holi Ice Cream. Holi mematok harga es krim Indomie gorengnya seharga Rp 45 ribu.
Tips Memulai Bisnis Es Krim Rumahan
Usaha es krim bisa jadi pilihan bisnis yang awet, sebab es krim selalu dikonsumsi banyak orang dari waktu ke waktu. Hampir semua kalangan, baik itu anak-anak hingga dewasa, semua menyukai es krim. Pangsa pasar yang luas ini adalah peluang besar untuk meraih untung berlipat.
Hal pertama yang mesti dilakukan untuk memulai bisnis ini adalah membuat logo. Logo merupakan identitas bagi perusahaan. Membuat logo yang mudah diingat dan pesan yang powerfull bisa membuat calon konsumen mudah tertarik.
Kemudian tentukan produk es krim apa yang akan dibuat. Misalnya es krim berbahan dasar susu, buah, atau yoghurt. Setelah itu baru menentukan varian rasa dari es krim.
Normalnya, akan selalu ada rasa vanila, stroberi dan coklat. Namun agar lebih membuat pelanggan penasaran, ciptakan inovasi dari rasa-rasa baru seperti ubi, pisang, atau bahkan es krim goreng.
Selain itu, pemilihan bahan yang berkualitas juga menjadi faktor utama. Mencari supplier yang murah dan berkualitas menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang, jika berpindah supplier, kualitas bahan-bahan akan berkurang.
Peluang Usaha dan Analisa
Memang lebih mudah mengambil stok es krim dari supplier. Tapi jika Anda mampu mengolah sendiri di dapur rumah, tentu saja akan menghemat banyak biaya. Ketika modal bisa ditekan, maka keuntungan yang didapat pun bisa semakin banyak. Berikut peluang dan analisa dari bisnis es krim rumahan.
Investasi awal, tentu saja ada di alat pembuat es krim. Ada beberapa alat yang harus tersedia, mulai dari panci Rp 50 ribu, kompor Rp 120 ribu, gas LPG Rp 40 ribu, alat pengaduk Rp 30 ribu, dan alat penyaring Rp 10 ribu. Total untuk biaya alat sebesar Rp 250 ribu.
Sementara untuk bahan bakunya, untuk stok satu bulan, membutuhkan susu Rp 300 ribu, gula pasir 180 ribu, tepung maizena Rp 210 ribu, telur Rp 180 ribu, vanili Rp 90 ribu dan biaya tambahan lainnya Rp 600 ribu. Total untuk biaya modal bahan baku sebesar Rp 1.560.000
Nantinya, es krim akan dibuat dengan beberapa varian bentuk. Untuk bentuk yang cup kecil dijual seharga Rp 3 ribu, cup sedang Rp 5 ribu, dan cup besar Rp 8 ribu.
Dengan simulasi per hari bisa menjual 10 cup kecil maka dalam waktu satu bulan bisa mendapat Rp 900.000. Lalu ukuran sedang terjual 7 cup, maka dalam satu bulan bisa menghasilkan Rp 1.050.000.
Sedangkan untuk ukuran besarnya semisal hanya bisa terjual 4 cup, maka dalam waktu satu bulan bisa mendapat Rp 960.000. Total penjualan semuanya sebesar Rp 2.910.000.
Total pendapatan tersebut nantinya akan dikurangi dengan modal awal dari alat dan bahan baku. Hasilnya laba per bulan sebesar Rp 1.349.750. (Chelsea Venda)
Discussion about this post