MEDIAINI.COM – Sejak pandemi, masyarakat Indonesia mencari aktivitas baru untuk menghabiskan waktunya. Setelah gowes sempat naik daun, kini menanam sayur hidroponik menjadi hobi baru yang sedang tren.
Tanaman hidroponik merupakan teknik menanam yang tidak membutuhkan tanah, sehingga sayuran hidroponik juga tidak perlu penggunaan pestisida untuk melindunginya dari serangan hama serangga. Jadi bisa dibilang tanaman hidroponik adalah tanaman organik.
Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Practical Hydroponics & Greenhouses tahun 2000, disebut bahwa tanaman hidroponik lebih unggul dalam segi nutrisi dan rasanya dibandingkan tanaman konvensional.
Keuntungan Bisnis Hidroponik
Penanaman dengan model hidroponik memang memiliki banyak keuntungan ketimbang secara konvensional. Keuntungan pertama adalah risiko yang rendah. Dosen Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB, Herry Suhardiyanto, menyebut hidroponik berisiko lebih rendah dalam kegagalan.
Sebab tidak ada pengerjaan perataan tanah dan gulma. Juga mudah dalam pengaturan keasaman dan dosis unsur hara.
Kedua, kualitas bersih. Konsumen di Indonesia kini sudah banyak yang mengetahui betapa bahayanya penggunaan pestisida ke tanaman. Oleh sebab itu, mereka memilih membeli produk buah dan sayuran yang berasal dari budidaya hidroponik.
Ketiga, tidak mudah diserang hama. Tanaman yang lokasinya terlindung dan nutrisi yang cukup membuat tanaman tidak terserang penyakit. Kesegaran juga akan lebih tahan lama
Keempat, adalah soal profit yang besar. Berbisnis hidroponik bila dilakukan secara serius dan telaten, maka dapat dipastikan akan memberikan keuntungan yang besar. Sebab sudah banyak orang yang mengetahui manfaat kesehatan dari mengkonsumsi produk hidroponik.
Jika sayuran konvensional biasa dihargai Rp 5 – 10 ribu per kilogram, maka hidroponik bisa dijual Rp 50 ribu per kilogramnya. Perbedaannya sangat mencolok, di rentang Rp 30 – 70 ribu.
Kelima, tidak butuh tanah dan pertumbuhan cepat. Hidroponik tidak membutuhkan tanah sebagai media tanamnya, hal ini membuat lingkungan tanaman menjadi lebih bersih. Selain itu, pertumbuhan tanaman juga menjadi cepat, karena penyerapan nutrisi lebih mudah ketika media tanamnya cair.
Keenam, tidak perlu banyak pegawai. Karena lahannya minim dan perawatannya sangat mudah. Teknik hidroponik tidak memerlukan banyak pegawai, sehingga lebih efisien.
Kelemahan Hidroponik
Pertama, persaingan tinggi. Tingkat persaingan bisnis tanaman hidroponik sangat tinggi. Maka harus jeli dalam menyajikan tanaman hidroponik yang berbeda dari kompetitor, dari segi tanaman maupun kesegaran sayuran dan buah-buahan yang diberikan.
Kedua, modal konstruksi yang mahal. Jika serius menggarap bisnis ini, biasanya akan membangun green house untuk menunjang pertumbuhan tanaman. nvestasi konstruksi bagunan dan instalasi di awal terbilang cukup tinggi jika membangun green house dengan penyanggah besi.
Ketiga, penggunaan listrik berlebih karena perlu listrik untuk memompa air dari tempat penampungan yang didistribusikan ke tempat sayuran. Bahkan banyak pelaku usaha yang menyalakan pompa air 24 jam, yang tentunya akan membuat biaya operasional khususnya listrik menjadi besar.
Keempat, peralatan yang langka. Alat-alat untuk menunjang teknik hidroponik cenderung sulit untuk dicari. Ahli hidroponik juga jumlahnya masih sedikit sehingga akan sedikit sulit untuk melakukan perawatan alat.
Kelima, ketelitian ekstra. Teknik ini bermain dengan tingkat keasaman pH untuk memberikan nutrisi. Jika tidak teliti tanaman akan kekurangan nutrisi.
Keenam, perlu keterampilan khusus. Karena alat hidroponik masih sedikit, harganya cenderung menjadi mahal. Seorang yang akan memulai bisnis ini dituntut untuk memiliki kreativitas tinggi dalam membuat aneka peralatan hidroponik sendiri agar tidak perlu membeli yang harganya mahal. (Chelsea Venda).
Baca juga : Raup Untung Lewat Bisnis Hidroponik, Berikut Cara Strategis Memulainya
Discussion about this post