MEDIAINI.COM – Bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bisnis yang banyak diminati di Indonesia. Bisnis ini juga menjadi perhatian utama pemerintah, sebab UMKM turut membawa dampak besar bagi perekonomian.
UMKM juga menjadi sektor bisnis yang tahan banting di kala pandemi. Saat banyak sektor terpuruk, UMKM terus berinovasi dan menciptakan strategi baru agar tetap bertahan.
Misalnya, bisnis kedai kopi yang kini menciptakan tren baru yakni kopi susu literan yang bisa dinikmati di rumah. Selain itu, bisnis kuliner juga bertahan karena maraknya frozen food.
Hal ini lantaran pasar online memang benar-benar dikelola dengan baik. Mulai dari masifnya promosi online sampai menggunakan layanan pesan antar untuk meminimalisir kontak langsung.
Cerita Dari Pelaku UMKM Kuliner
Salah satu bisnis kuliner yang sedang berkembang di Kota Semarang adalah IgaBakarKuEnak milik Mutia Rahmi Pratiwi. Usaha kuliner yang mulai buka sejak bulan April ini berangkat dari keisengan si owner yang memang hobi memasak.
Berawal dari iseng untuk menjajal resep baru, Mutia kemudian mulai menggarap serius bisnisnya setelah mendapat dukungan dari teman-temannya.
“Saya coba kasih tester ke teman-teman kantor dan rata-rata dari mereka mengatakan enak.” Kata Mutia Rahmi saat dihubungi Mediaini.com melalui sambungan telepon.
Kemudian ia mulai melakukan persiapan, seperti membuat konsep, packaging, dan logo. Pada fase awal ia memulainya dengan sistem pre-order. Pada Pre-order pertama ia hanya menghabiskan sekitar 1 kilogram daging.
Kemudian bisnisnya berkembang pesat dan kini dalam satu kali pre-order bisa menghabiskan sekitar 6 kilogram daging. “Kalo dihitung per bulannya bisa terjual lebih dari 50 pack,” katanya
Menurutnya, bisnis makanan sebenarnya termasuk yang cukup berisiko dijalani. Lantaran makanan cenderung tidak bisa tahan lama. Sebelumnya, perjalanan bisnis Mutia lebih banyak menjajal bisnis yang terbilang aman seperti karikatur, kerajinan tangan, dan hiasan kamar.
Tetapi ia melihat peluang lain saat pandemi merebak. Menurutnya, saat itu banyak orang mulai bosan dan membutuhkan hal baru. Dan iga bakar bisa menjadi hal baru tersebut. Meski termasuk makanan rumahan, iga bakar cenderung sulit untuk dibuat.
Hal inilah yang membuat ia memilih kuliner Iga Bakar. “Saya menyadari tidak semua orang bisa mengonsumsi daging dalam jangka panjang, oleh karena itu sasaran market-nya adalah menengah ke atas. Harga per pack-nya Rp 55 ribu dengan berat 180 gr.” tambahnya.
View this post on Instagram
Banyak Tantangan
Saat menjalankan bisnisnya, Mutia mengaku kerap menemui tantangan-tantangan baru. Misalnya ada pelanggan yang kadang meminta agar rasanya tidak terlalu manis, pernah juga ada yang minta iganya dibikin sedikit gosong.
Selain itu, memilih daging yang baik juga menjadi tantangan tersendiri. “Saya sempat ke rumah pemotongan hewan sampai keliling pasar untuk mencari daging yang bagus,” katanya.
Untuk hal promosi, IgaBakarKuEnak lebih banyak mengandalkan sosial media seperti Instagram. Ia juga pernah menggandeng radio Trax FM untuk melakukan promosi.
Selain itu, ia juga pernah bekerja sama dengan Auracrative dalam memproduksi konten promosi di sosial medianya. Terkadang, pelangganya juga me-review iga bakarnya dan mempostingnya di IG Stories.
Menurutnya kunci dalam berbisnis adalah terus belajar, kualitas produk yang dijaga, dan branding. Saat ini fokus utamanya adalah membuat produknya menjadi top of mind ketika orang sedang membicarakan iga bakar.
Baca juga : Yuk Mengintip 10 Ide Bisnis Makanan Kekinian yang Bisa Menebalkan Kantong
Tips Meningkatkan Omset
Dari 60 juta UMKM di Indonesia, pelaku kuliner memegang porsi yang cukup besar. Ada sekitar 40 juta pelaku UMKM kuliner yang terus berkembang pesat. Untuk itu, perlu strategi khusus agar omset UMKM bisa naik.
Pertama, manfaatkan teknologi. Di era serba digital teknologi dapat membantu menaikan omset penjualan. Mulai dari proses transaksi yang dicatat secara online, sampai mengatur jadwal shift karyawan.
Selain itu media sosial juga bisa dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Sebisa mungkin tampilkan informasi produk dengan lengkap. Jangan ragu untuk membuat promosi unik untuk menarik perhatian calon konsumen baru.
Kedua, keuangan. Pahami tentang harga pokok penjualan dan perhitungkan juga dengan berapa lama biaya penyimpanan. Selain itu ada pula biaya overhead, yakni biaya yang terdiri dari biaya tetap yang tidak berubah-ubah tiap bulannya.
Perhatikan juga biaya total antara bahan baku dan karyawan, cocokan dengan pendapatan per bulan. Hal ini untuk melihat untung rugi perusahaan.
Ketiga, kreatif. Produk yang berbeda dari UMKM lain, unik cenderung lebih menarik. Kreativitas produk mesti dilakukan tiap waktu. Sehingga konsumen tidak akan bosan.
Baca juga : Siapkan dengan Detil Syarat-syaratnya, Baru Kemudian Bangun Kerajaan Bisnis ala UMKM
UMKM dengan Modal Minim
UMKM kuliner merupakan salah satu bidang bisnis yang tidak membutuhkan modal banyak. Namun, keuntungan yang didapat bisa berkali-kali lipat. Salah satunya adalah kuliner ayam.
Kuliner satu ini mempunyai pasar yang luas, hampir semua orang pasti menyukai ayam. Mulai dari ayam goreng, ayam geprek, sampai ayam bakar. Modalnya minimum, hanya berkisar Rp 30 juta.
Selain itu, martabak juga digemari masyarakat sebagai camilan favorit. Untuk memulai bisnis ini modal awalnya sangat terjangkau. Martabak Mr. Bangka bahkan menawarkan paket harga Rp 9 juta untuk memulai bisnis ini. (Chelsea Venda).
Discussion about this post