MEDIAINI.COM – Sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia, banyak industri terdampak hingga banyak yang harus rela gulung tikar. Tetapi tidak dengan industri gaming. Asosiasi Game Indonesia mencatat pengguna game malah naik 10 hingga 20 persen di pandemi ini.
Rupanya Indonesia tidak hanya menjadi pasar dari industri game, tetapi sekaligus ikut bermain di dalamnya. Berbagai game yang terkenal di dunia ternyata dikembangkan dan didistribusikan di Indonesia. Ini berarti, perusahaan game lokal mampu untuk menciptakan game yang menarik.
Tiga Teratas
Ada tiga developer game Indonesia yang sudah sukses mendunia. Mereka berpenghasilan tinggi dan diperhitungkan di dunia game dunia.
Yang pertama adalah Agate Studio. Developer game ini mulai berdiri pada 01 April 2009 oleh 18 pemuda kreatif kota Bandung. Pada awal berdiri, mereka mampu menciptakan game sebanyak 40 permainan. Sejumlah 18 di antaranya sukses di pasaran.
Tercatat terdapat tiga game yang tembus ke pasar internasional, yakni eSport Saga, Upin Ipin Demi Metromillenium, dan Up In Flame. Perusahaan ini berhasil mengumpulkan USD 1 juta atau setara 14 miliar rupiah. Jumlah tersebut bisa diraih hanya dalam waktu 3 bulan saja.
Ridwan Kamil, Gubernur Jabar, memuji perusahaan ini atas pencapaiannya. Hal ini katanya, menunjukan ekonomi kreatif berbasis teknologi karya anak bangsa mampu bersaing di internasional.
Yang kedua adalah Touchten Game. Developer ini didirikan oleh kakak beradik Anton Soeharyo dan Roki Soeharyo yang dibantu sepupunya, Dede Indrapurna. Dua besutan game milik Touchten telah mendunia.
Kedua game tersebut yaitu Sushi Chain yang mampu bertengger peringkat 25 top overall free app di App Store US tahun 2009. Sementara game Infinite Sky berhasil merajai top 10 free app di Itunes App Store pada tahun 2012 lalu.
Yang ketiga adalah Digital Happiness. Developer game ini melejit namanya setelah menciptakan game horor, yakni DreadOut. Game horor dengan tokoh utama perempuan ini mendunia setelah seorang youtuber gaming PewDiePie me-review-nya. Sejak diluncurkan lima tahun lalu, Digital Happiness berhasil mengumpulkan pendapatan sebanyak US$ 14,99 dari penjualan game DreadOut di marketplace Steam.
Baca juga : Sukses dengan PUBG, Ma Huateng, Raja Online Terkaya di Tiongkok Geser Jack Ma
Muatan Lokal
Keempat berikutnya unik karena beberapa menggunakan muatan lokal Indonesia. Yaitu Megaxus, developer yang didirikan pada tahun 2006 yang sukses berkat game AyoDance. Perusahaan ini juga merilis game menarik lainnya seperti Lineage II, WarRock, Grand Chase, Counter Strike Online, hingga Heroes of Atarsia.
Kemudiana ada juga Gemscool yang dulu mendistribusikan game fenomenal Point Blank. Kini, game terkenal dari publisher ini adalah Dragon Nest, Lost Saga, dan Black Squad. Gemscool adalah platform game yang dikembangkan oleh PT Kreon Indonesia.
Yang bermuatan lokal adalah Ki dalang. Ia berhasil menyabet gelar juara untuk kategori Role Playing Game and Strategy di ajang Mobile The Tizen App yang diselenggarakan di Barcelona 2014 lalu. Mereka kemudian mendapatkan hadiah sebesar kurang lebih Rp 3,2 miliar.
Developer game Indonesia asal Bandung ini diinisiasi oleh dua orang sahabat yaitu Yusdi Saliman dan Yohan Alexander. Dalam pembuatan game-nya, Ki dalang sering menyelipkan unsur lokal, mulai dari karakter, latar tempat, sampai masakan Indonesia.
Terakhir adalah Solite Studio yang didirikan oleh empat anak muda kreatif dari Universitas Trunojoyo, yaitu Asadullohil Ghalib Kubat, Miftah Alfian Syah, Tony Wijaya, dan Muhammad Bagus Muslim. Developer game dari Madura ini melejit berkat game edukasi matematika besutannya bertajuk “Save the Hamster”.
Mereka akhirnya mendapatkan penghargaan di Microsoft Imagine Cup 2013 sekaligus membawa pulang hadiah sebesar US$ 10 ribu yang diselenggarakan di Rusia. Game tersebut kini telah didownload lebih dari 1 juta kali.
Game Online Kena Pajak
Baru-baru ini Kementerian Keuangan akan memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10 persen atas produk digital, termasuk game online. Aturan tersebut mulai dijalankan pada bulan Juli ini.
Ketua Umum Asosiasi Game Indonesia (AGI) Cipto Adiguno mengatakan mengetahui skema pemungutan PPN tersebut kepada konsumen. Nantinya penentuan skemanya melibatkan pihak ketiga seperti, karena penjualan game mobile maupun item-nya bisa melalui Google Play Store. (Chelsea Venda).
Discussion about this post