MEDIAINI.COM – Media sosial kini telah menjadi kebutuhan banyak orang. Bukan hanya bagi kaum milenial saja, tapi oleh lintas generasi. Media sosial digunakan sebagai ajang rekreasi, sarana mencari info, berbelanja, hingga menawarkan produk dagangan. Era media sosial ini pun akhirnya memunculkan banyak profesi baru, salah satunya buzzer.
Buzzer sering dikaitkan dengan motif politik, ideologi maupun ekonomi yang bertujuan memecah opini publik di media sosial. Ada dua jenis buzzer, yakni buzzer sukarela dan buzzer yang dibayar. Buzzer dengan motif komersial cenderung lebih rapi dalam hal perekrutan dan bekerja. Sementara buzzer sukarela murni melakukan tugasnya karena kecintaannya terhadap sesuatu. Ia tidak memikirkan konsep maupun data yang teliti dan terkoordinasi dengan baik.
Cara Kerja Buzzer
Kemunculan buzzer diawali dengan adanya kebutuhan untuk menyebarkan dan membentuk persepsi publik terkait dengan isu tertentu. Profesi ini diperlukan untuk menggiring opini publik yang masih acak dan tidak pasti.
Peran buzzer dapat terlihat di perhelatan politik tahun 2014. Ratusan bahkan mungkin ribuan buzzer memainkan perannya di berbagai sosial media seperti Instagram, Twitter, sampai Facebook saat itu. Dua kubu politik sama-sama memiliki buzzer, baik yang berbayar maupun yang sukarela.
Di ranah politik, buzzer bertugas untuk membuat konten dengan tujuan mengampanyekan calon pasangan tertentu. Konten ini diikuti dengan hastag yang sesuai, yang membuatnya lebih mudah untuk dilihat oleh banyak orang. Hal tersebut dilakukan agar konten yang ia buat bisa viral dan nantinya opini publik akan terbelah.
Seringkali, informasi di dalam konten dibuat sedemikian rupa tanpa sumber yang jelas. Namun secara umum, keberadaan buzzer tidak bermasalah dan merupakan konsekuensi terhadap perkembangan teknologi yang ada terutama media sosial.
Baca Juga : Profesi Influencer Menjanjikan, Ini Bayaran Termahal di Dunia
Bayaran Tinggi
Buzzer memang telah menjadi fenomena tersendiri. Kabar yang terbang mengenai bayaran para buzzer, membuat banyak pemain media sosial jadi tertarik untuk menjajalnya.
Buzzer biasanya dibayar per project. Harga per satu project bervariasi mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah, tergantung dari banyak faktor mulai dari siapa klien yang ada hingga sesulit apa penyebaran konten yang akan dilakukan.
Bisa dibayangkan jika dalam satu bulan menerima lebih dari satu pekerjaan, nominal rupiah berapa saja yang sudah masuk ke dalam rekening seorang buzzer.
Syarat Jadi Buzzer
Tugas utama buzzer adalah membuat konten, meraciknya sedemikian rupa hingga menarik perhatian dan opini banyak orang, sehingga nantinya melambung dan menjadi viral.
Meski terkesan sederhana, namun sebenarnya tak mudah. Karenanya untuk menjadi buzzer dibutuhkan beberapa skill tertentu. Apa sajakah itu? Simak yang berikut :
- Mampu membuat konten yang jelas
Seorang buzzer harus berhati-hati dalam menyebarkan konten, buzzer harus benar-benar paham terhadap apa yang akan ia bagikan. Hal ini untuk mencegah blunder, agar nantinya konten yang dibuat tidak malah balik menyerang kliennya sendiri. Selain itu konten pun harus bersih, sehingga tidak ada celah hukum yang bisa dialamatkan ke buzzer.
- Kreatif dan aktif
Kreatif adalah modal utama buzzer. Seorang buzzer dituntut untuk mampu menarik perhatian banyak orang di sosial media. Jadi butuh otak kreatif untuk membuat konten yang juga kreatif.
Selain itu, buzzer juga dituntut untuk aktif mempelajari respon-respon orang di sosial media dan bisa memberikan feedback yang bagus sehingga konten menjadi ramai.
- Banyak pengikut
Jumlah pengikut yang banyak menjadi syarat lain yang harus dimiliki oleh buzzer. Dengan memiliki pengikut yang banyak, akan memudahkan buzzer untuk menyebarkan kontennya. Sehingga konten yang ia buat menjadi cepat viral.
- Kemampuan persuasif
Seorang buzzer dituntut untuk membuat konten yang menarik dan menyebarkannya sebanyak mungkin ke orang lain. Dibutuhkan skill tinggi di sini agar orang yang menerima info mau dengan sukarela membagikannya lagi ke pengikut-pengikutnya. Jadi konten tak hanya terhenti di tangan pertama.
Kemampuan persuasif, kemampuan menggerakkan orang lain atau massa, adalah kemampuan yang harus dimiliki seorang buzzer. (Chelsea Venda).
Discussion about this post