MEDIAINI.COM – Penerapan teknologi internet di dalam dunia bisnis membuat usaha kecil mampu berpeluang menjadi raksasa. Dunia bisnis pun berlomba, berlari dengan bantuan teknologi internet yang berkembang makin pesat waktu demi waktu.
Hal inilah yang akhirnya melahirkan euforia start up, sebuah era di mana bisnis memiliki inovasi, kreatifitas tinggi yang bersanding dengan internet. Dunia bisnis saat ini telah diisi para enterpreneur muda yang menciptakan banyak start up baru seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka dan lain sebagainya.
Mengenal Start up
Menurut Wikipedia, start up adalah sesuatu yang merujuk pada perusahaan yang belum lama beroperasi. Oleh karena itu, start up juga dikenal sebagai perusahaan rintisan. Namun di sekitar tahun 2000-an sejak era industri dot-com populer, kata start up mengalami pergeseran arti, didefinisikan menjadi sebuah perusahaan rintisan yang identik dengan dunia digital, teknologi informasi dan aplikasi.
Era bisnis start up semakin dikenal banyak orang di Indonesia ketika Jokowi membawa salah satu istilah di dunia start up ke acara debat calon presiden (capres) 2019 lalu. Waktu itu, di sesi tanya jawab, Jokowi bertanya ke lawannya “Infrastruktur seperti apa yang akan dibangun untuk mendukung pengembangan unicorn-unicorn di Indonesia?”
Sukses membawa nama bangsa dan mengembangkan start up, ada 5 perusahaan asal Indonesia yang menyandang status unicorn. Beberapa di antaranya adalah Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, OVO, dan JD.id. Sementara itu Gojek, perusahaan layanan ojek online, telah naik level ke status decacorn.
Faktanya Gojek hanya butuh waktu 2 tahun saja untuk mengubah statusnya dari unicorn di 2017 menjadi decacorn di tahun 2019. Status unicorn dan decacorn di dunia start up ini menjelaskan tingkatan nilai ekonomi sebuah perusahaan (Valuasi).
Lalu, sebenarnya seperti apa sih tingkatan dalam bisnis rintisan ini?? Berikut, 6 tingkatan valuasi start up dalam urutannya :
1. Cockroach
Tingkatan terbawah dari status start up ini bernama cockroach alias kecoa. Start up ini bisa dibilang sebagai perusahaan kecil yang baru dirilis. Nilai valuasinya terbilang masih sedikit. Meski kecil, perusahaan di level ini biasanya sedang semangat-semangatnya menjalankan usahanya agar tidak tumbang.
Hal ini sesuai dengan penamaan status cockroach, dimana kecoa memang terkenal sebagai makhluk hidup yang mempunyai daya hidup yang tinggi. Salah satu perusahaan dengan status cockroach di Indonesia adalah Tuupai, sebuah aplikasi belanja dari daerah Surabaya yang dibentuk tahun 2017.
2. Pony
Ketika sudah mencapai status pony, biasanya nilai valuasinya mulai terlihat. Perusahaan yang sudah mencapai status pony memiliki nilai valuasi 10 USD atau setara Rp 141 miliar.
Perjuangan perusahan yang telah mencapai level ini semakin berat, perusahaan akan memikirkan bagaimana caranya mempertahankan sekaligus mengembangkan nilai valuasi agar naik level ke centaurs.
3.Centaurs
Pada tingkatan ini, perusahaan memiliki nilai valuasi USD 100 juta atau setara Rp 1,4 triliun. Jika sebuah perusahaan dianggap sustainable, maka perusahaan di level ini semakin mudah untuk menarik hati para investor agar mau menaruh modalnya di sebuah perusahaan.
Istilah centaurs sendiri adalah nama makhluk mitologi dari Yunani yang berbentuk manusia separuh kuda.
4. Unicorn
Nilai valuasi perusahaan yang berhasil mencapai status unicorn adalah US$ 1 miliar atau setara Rp 14,1 triliun. Di Indonesia, nama-nama seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, OVO, JD.id masuk ke dalam status unicorn.
Sementara itu, kalau bicara dunia internasional, perusahaan seperti Dropbox dan Pinterest adalah yang tergolong ke dalam status ini.
5. Decacorn
Unicorn bukanlah status tertinggi, masih ada beberapa lagi di atasnya. Decacorn adalah kakak tingkatan unicorn. Perusahaan yang masuk ke dalam status ini memiliki nilai valuasi US$ 10 miliar atau setara Rp 140 triliun. Gojek sejak tahun 2019 sudah masuk ke dalam status decacorn.
Dalam skala internasional, nama-nama besar seperti Xiamy, AirBnb, dan Uber adalah perusahaan yang tergolong ke dalam kelas decacorn.
6. Hectocorn
Sampai saat ini, tingkatan hectocorn adalah yang tertinggi. Nilai valuasinya sebesar US$ 100 miliar atau setara Rp 1.400 triliun. Rata-rata yang mampu meraih status hectocorn adalah perusahaan internasional seperti Microsoft, Google, Apple, Facebook, Cisco, sampai Oracle. (Chelsea Venda)
Discussion about this post